Cuitan Pertama Erdogan, Presiden Turki yang Anti Twitter

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 13:43 WIB
Untuk pertama kalinya Erdogan menulis sendiri kicauan di akun Twitternya. Sebelumnya, Erdogan antipati dengan Twitter yang disebutnya "pisau pembunuh."
Untuk pertama kalinya Erdogan menulis sendiri kicauan di akun Twitternya. Sebelumnya, Erdogan antipati dengan Twitter yang disebutnya . (Reuters/Brendan Smialowski)
Istanbul, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menulis sendiri cuitannya di akun Twitter miliknya. Sebelumnya, Erdogan dikenal antipati terhadap media sosial, apalagi Twitter yang disebutnya "pisau pembunuh."

Erdogan yang saat ini tengah melakukan kunjungan ke Kolombia pada Senin (9/2) menuliskan sendiri cuitannya di akun @RT_Erdogan, seperti disampaikan kepala komunikasi publik kantor kepresidenan, Mucahit Kucukyilmaz, pada kantor berita Anatolia, dikutip Al-Arabiya.

Pada cuitan pertamanya, Erdogan tidak bicara politik atau kebijakan pemerintahnya, tapi memperingatkan rakyatnya soal bahaya merokok bertepatan dengan hari anti tembakau di Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini, 9 Februari adalah Hari Anti-Tembakau. Jauhkan dirimu dari racun ini dan #berhentimerokok RTE," tulis Erdogan.



Menurut Kucukyilmaz, inisial RTE menunjukkan bahwa Erdogan menulis sendiri twit tersebut. "Dia ingin memulai hari dengan sangat berarti," kata Kucukyilmaz.

Sebelumnya akun tersebut dikelola oleh para pendukung Erdogan dan kini telah diambil alih oleh pemerintan Turki. Twitter juga telah memverifikasi akun tersebut sebagai akun resmi milik Erdogan.

Kucukyilmaz tidak menyebutkan mengapa Erdogan berubah pikiran soal Twitter dan mulai menulis sendiri kicauannya.

Banyak pejabat Turki telah memiliki akun Twitter, termasuk Perdana Menteri Ahmet Davutoglu (@Ahmet_Davutoglu). Namun Erdogan pernah mencemooh layanan Twitter.

"Saya tidak punya Twitter. Saya tidak punya waktu luang, saya bekerja siang dan malam," kata Erdogan pada Februari 2014.

Pada Agustus 2014, dia menyebut Twitter sebagai "pisau pembunuh" dan mengatakan "Saya tidak suka tweet."

Kebencian Erdogan pada media sosial dimulai pada protes massa di bulan Juni 2013 yang dimobilisasi melalui Twitter dan Facebook. Pemerintah Turki memblokir Twitter pada Maret 2014 setelah disebut sebagai alat menyebarkan rekaman kasus korupsi yang melibatkan keluarga pemimpin.

Perintah pemblokiran media sosial kemudian dicabut oleh Mahkamah Konstitusi Turki.

Dalam laporan Twitter Transparency Report, dikutip dari Telegraph, Selasa (10/9) Turki telah memberangus kebebasan berekspresi di media sosial sejak 2014. Dalam enam bulan terakhir tahun lalu, Turki adalah negara dengan permintaan pencabutan konten terbanyak.

Lebih dari 470 permintaan pencabutan konten disampaikan oleh pengadilan, lembaga pemerintah, polisi dan departemen lainnya di Turki. Setelah Turki, Rusia menempari posisi kedua, namun dengan permintaan yang jauh lebih sedikit, yaitu 91. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER