Sydney, CNN Indonesia -- Kepolisian kontra-terorisme Australia menggagalkan serangan yang diduga akan diluncurkan oleh dua pria di Sydney, pada Rabu (11/2).
Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah pisau, rekaman video dan bendera khas kelompok militan ISIS berwarna hitam.
Polisi menyatakan bahwa kedua pria yang namanya tidak diungkapkan kepada publik, masing-masing berusia 24 tahun dan 25 tahun. Keduanya ditangkap dengan tuduhan merencanakan aksi terorisme setelah polisi menggeledah sebuah rumah di pinggiran kota Sydney bagian barat pada hari Selasa (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kita menggeledah tempat tersebut, kami menemukan sejumlah barang bukti seperti sebilah parang, sebilah pisau berburu, bendera buatan yang mewakili kelompok militan ISIS, dan rekaman video yang memperlihatkan seorang pria yang berencana melakukan serangan," kata Wakil Komisaris Kepolisian New South Wales, Catherine Burn, dilansir dari Reuters, Rabu (11/2).
"Kami menduga kedua orang ini sedang bersiap-siap untuk meluncurkan serangan kemarin," kata Burn melanjutkan.
Burn juga menyatakan bahwa kedua orang ini tidak termasuk dalam daftar orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris.
"Ini merupakan indikasi ancaman yang harus kita hadapi saat ini," kata Burn.
Australia tengah menghadapi serangan dari kelompok simpatisan ISIS dan menetapkan status "siaga tinggi". Australia juga meningkatkan keamanan sejak serangan penyanderaan selama 16 jam di Kafe Lindt, Sydney yang menewaskan dua orang, pada bulan September lalu.
Pemerintah Australia menyakini bahwa sedikitnya 70 warganya bergabung bersama ISIS dan ikut berperang di Suriah dan Irak, yang didukung oleh sekitar 100 orang fasilitator yang bermarkas di negara ini.
Australia, merupakan salah satu negara yang meluncurkan serangan udara dan bergabung dengan koalisi yang dipimpin ISIS. Perdana Menteri Tony Abbott juga memperkenalkan hukum baru yang ketat terhadap mereka yang bergabung dengan ISIS, dan meningkatkan kekuasaan aparat keamanan di dalam negeri.
"Sayangnya, ada orang-orang di luar sana, beberapa dari mereka tinggal di tengah-tengah kita, namun berupaya membahayakan kita. Namun pemerintah akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membuat warga aman," kata Abbott kepada wartawan di New South Wales, dikutip dari Reuters.
(ama/stu)