Bangkok Larang Pemuda Berhubungan Seks di Hari Valentine

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 11 Feb 2015 16:52 WIB
Menjadi salah satu negara dengan tingkat kehamilan remaja tertinggi di Asia Tenggara, Bangkok melarang para pemuda berhubungan seks di hari Valentine.
Thailand adalah salah satu negara dengan tingkat kehamilan remaja tertinggi di Asia Tenggara. (Ilustrasi/Thinkstock/FotoimperiyA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas kota Bangkok, Thailand, menyerukan kepada para pemuda untuk tak berhubungan seks pada hari Valentine, 14 Februari mendatang.

Sebaliknya, para pejabat justru menganjurkan anak-anak muda untuk mengunjungi kuil, sebagai aktivitas yang jauh lebih baik dalam merayakan hari cinta tersebut.

Survei-survei di beberapa media massa telah menunjukkan bahwa para remaja di Thailand memilih hari Valentine sebagai hari yang tepat bagi mereka untuk kehilangan keperawanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika anak-anak ini memang saling mencintai, lebih baik mereka melepaskan burung-burung atau ikan atau pergi ke kuil,” kata Pirapong Saicheua, wakil dari pemerintah kota Bangkok.

Melepaskan burung-burung dari sangkar mereka adalah ritual agama Buddha yang dipercaya oleh penganut Buddha di Thailand atau negara Asia lainnya sebagai cara untuk meningkatkan kebaikan dan karma mereka.

“Lebih baik meletakkan pola pikir kalian di hal-hal baik. Jangan terobsesi pada sesuatu yang tak pantas untuk umur kalian,” kata Pirapong.

Kaum Buddha Thailand sebenarnya tetap mempertahankan nilai-nilai konservatif, meski bar-bar kaum gay dan klub malam bertebaran di negara itu.

Thailand adalah salah satu negara dengan tingkat kehamilan remaja tertinggi di Asia Tenggara. Tak hanya itu, menurut kementerian kesehatan, tingkat infeksi HIV di kalangan homoseksual di negara itu bisa disandingkan dengan negara-negara di Afrika yang menjadi pusat penyebaran AIDS.

Lonjakan kehamilan remaja membuat pemerintah tahun ini menyediakan 3,5 juta kondom di pusat-pusat kesehatan dan rumah sakit.

Sebagai usaha untuk menanggulanginya, Kementrian Kesehatan juga berencana untuk meletakkan mesin kondom di SMA-SMA Thailand, kata Sophon Mekhton, yang mengepalai departemen pengendalian penyakit.

Mayoritas pelajar mendukung proyek yang pertama kali diuji coba pada 2010 itu, namun ditentang oleh para orang tua yang menganggap mesin kondom justru mendorong anak-anak mereka untuk berhubungan seks.

“Dua dari tiga pelajar memberikan respon positif, namun 90 persen orang tua tidak setuju,” kata Sophon.

Namun sayangnya, di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi aktivitas seks di kalangan remaja, kebanyakan pemuda di Bangkok mengatakan hubungan seks tak bisa dilarang.

“Saya berpikir seks tidak bisa dilarang,” kata Khemaphat Santong, seorang mahasiswa, 21, dari Universitas Chulalongkorn.

“Maksud saya, di beberapa tempat umum, ya, tapi menghentikan seseorang melakukan hal itu sepenuhnya tidak mungkin.” (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER