Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS merilis majalah rutin mereka, dalam bahasa Perancis, Dar al-Islam, yang berisi tanya-jawab soal keberadaan Hayat Boumedienne, tersangka pelaku serangan Paris yang hingga kini masih buron.
Edisi majalah berjudul "May Allah Curse France", atau "Semoga Allah mengutuk Perancis", dan disirkulasikan di sejumlah akun Twitter pro-ISIS pada Rabu (11/2). Di dalam majalah tersebut terdapat rubrik tanya-jawab sepanjang dua halaman yang mengonfirmasi bahwa Boumedienne telah bergabung dengan ISIS, dan sampai ke markas ISIS dengan selamat.
Meskipun demikian, rubrik tersebut tidak disertai dengan foto Boumedienne dan bukti lain yang dapat menguatkan klaim tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar terorisme Perancis, Jean-Charles Brisard menyatakan kepada
CNN bahwa majalah tersebut nampaknya menjadi salah satu alat publikasi resmi ISIS untuk mengonfirmasi bergabungnya Boumedienne dengan ISIS.
Dalam artikel tersebut, Boumedienne, 26 tahun, yang merupakan istri dari salah satu pelaku serangan Paris, Amedy Coulibaly, menjelaskan soal pendapat suaminya soal ISIS yang mengklaim telah mendidirikan khalifah, atau negara Islam, di wilayah yang mencakup Suriah dan Irak.
Boumedienne menyatakan bahwa suaminya ingin segera bergabung dan berjuang bersama ISIS di Suriah dan Irak.
Dalam wawancara tersebut, Boumedienne mengaku bahwa dia tidak menghadapi kesulitan untuk mencapai wilayah ISIS dan dia merasa bahagia berada di pihak ISIS.
Namun, Boumedienne tidak memberikan detail atas perannya dalam serangkaian serangan yang berlangsung selama tiga hari di Paris, awal Januari lalu.
Selain mengkonfirmasi bergabung dengan ISIS, Boumedienne mengemukakan pendapatnya secara panjang-lebar tentang wanita Muslim.
Majalah Dar al-Islam dengan judul "May Allah Curse France", menampilkan sampul bergambar Menara Eiffel yang dijaga oleh tentara Perancis. Majalah tersebut juga memperlihatkan beberapa foto yang menunjukkan keadaaan Paris pasca serangan.
Majalah tersebut juga memuji Coulibaly dan menyerukan serangan lebih terhadap mereka yang "menghina Nabi".
ISIS juga mengklaim bahwa rekan dari Coulibaly telah mencapai Suriah dan memberikan ISIS sebuah laporan yang sangat positif dari serangan tersebut.
Menurut MEMRI, sebuah organisasi pelacakan situs jihad, edisi pertama majalah Dar al Islam diterbitkan pada 23 Desember dan telah diunggah di akun resmi Twitter ISIS.
Hayat Boumedienne diyakini telah menyeberang ke Suriah melalui Turki, ketika Amedy Coulibaly meluncurkan serangan di Paris, tanggal 7-9 Januari lalu. Coulibaly terlibat dalam baku tembak yang menyebabkan seorang polisi wanita tewas di Montrouge pada Kamis (8/1).
Pada Jumat (9/1), Coulibaly meluncurkan drama penyanderaan di swalayan Yahudi Hyper Kosher dan menewaskan empat orang. Coulibaly tewas ditembak mati pihak kepolisian dalam serangan tersebut.
Setelah serangan berakhir, beredar rekaman video yang memperlihatkan Coulibaly berjanji setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Januari lalu, CNN juga memperoleh rekaman CCTV yang menunjukkan Coulibaly dan Boumedienne tengah berada di luar sebuah lembaga Yahudi di Paris, sekitar akhir Agustus atau awal September tahun lalu.
Sumber keamanan menyatakan bahwa video tersebut menguatkan dugaan bahwa pasangan Coulibaly dan Boumedienne telah melakukan pengawasan terhadap warga Yahudi di Paris selama berbulan-bulan sebelum melancarkan serangan penyanderaan di swalayan Yahudi.
Video tersebut saat ini berada di pihak keamanan Perancis.
(ama/stu)