Jakarta, CNN Indonesia -- Putri bos Korean Air yang diadili dalam kasus yang dikenal dengan "skandal kacang", Heather Cho, akhirnya dijatuhi hukuman penjara satu tahun. Dalam pengadilan pada Kamis (12/2), Cho dinyatakan bersalah atas tuduhan melanggar hukum penerbangan, mengubah jalur penerbangan, dan intervensi operasi.
Kasus ini terjadi pada 5 Desember lalu. Saat itu, putri dari CEO Korean Air ini berang lantaran pramugari penerbangan kelas satu menyuguhinya kacang macadamia dalam plastik, bukan di atas piring. Ia lantas mengusir kepala awak kabin, Park Chang-jin, dari penerbangan.
Pesawat yang sudah siap lepas landas dari Bandar Udara JFK, New York, ini terpaksa kembali ke terminal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para hakim mengatakan bahwa Cho berlaku sebagai penumpang dalam penerbangan itu. Jadi, ia tidak berhak mengatur anggota kru dan menyuruh selama penerbangan.
Selain itu, hakim juga mengritik perilaku Cho, mengatakan bahwa jika ia punya hati nurani, insiden itu tidak akan terjadi. Menurut hakim, Cho bersikap seolah-olah pesawat itu adalah mobil pribadinya.
Lebih jauh, hakim menganggap tindakan Cho mengancam perkembangan industri penerbangan dan merugikan penumpang. Penerbangan tiba sebelas menit mundur dari jadwal.
Budak feodalCho masuk ke dalam ruang sidang dengan seragam tahanan berwarna hijau. Dengan wajah tertunduk, ia menutupi wajahnya dengan rambut.
"Saya tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan maaf," katanya.
Hukuman yang ia terima lebih ringan dibanding tuntutan jaksa sebelumnya, yaitu tiga tahun penjara. Selain insiden kacang tersebut, jaksa juga mempermasalahkan apa yang Cho lakukan untuk menutupi fakta yang terjadi dalam insiden ini.
Kasus ini bukan sekadar masalah perilaku putri bos Korean Air.
Insiden kacang ini telah meningkatkan kecurigaan terhadap nepotisme yang dilakukan oleh keluarga penguasa beberapa perusahaan besar di Korea ini.
Park Chan-jin, kepala awak kabin penerbangan itu, mengaku bahwa kru penerbangan diperlakukan layaknya budak feodal.
Menutupi skandal kacangPengakuan Chan-jin ini bermula saat menuturkan kisah sesaat setelah pramugari Kim Do Hee menyuguhkan kacang.
Setelah Cho berang, Kim dan Park berlutut memohon maaf di hadapan sang putri bos. Kim bercerita bahwa saat itu Cho mendorongnya, melemparkan tablet ke dadanya, dan melontarkan cemoohan merendahkan seperti anak anjing betina. Sementara Park mengaku telapak tangannya dipukul beberapa kali dengan map.
Sesaat setelah mereka tiba di Korea, Kim mengaku dipaksa oleh seorang manajer maskapai, Yeo Woon-jin untuk tidak membicarakan kekerasan fisik yang ia alami kepada pemeriksa.
Park dan Kim mengaku dipaksa untuk mengubah cerita insiden tersebut.
Permohonan Maaf CEO MaskapaiMelihat kegeraman publik atas insiden kacang ini, CEO Korean Air, Cho Yang-ho meminta maaf kepada para awak kabin.
Di pengadilan pada Januari lalu, Yang-ho ditanya ihwal apakah ia sadar bahwa putrinya memperlakukan karyawan dengan salah. Menjawab pertanyaan, ia berkata, "Saya hanya dengar bahwa ia sangat tegas kepada karyawannya."
Heather Cho akhirnya mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden perusahaan pada Desember lalu dan meminta maaf dengan membungkukkan badan dan berkta, "(Saya) bertanggung jawab sepenuhnya."
(stu/stu)