Militan Filipina Janji Bantu Cari Teroris Buronan

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 19:09 WIB
Proses perdamaian antara pemberontak dengan pemerintah Filipina terancam akibat baku tembak Januari lalu yang menewaskan 44 polisi.
Pemakaman 44 polisi yang tewas dalam pertempuran bulan lalu di Filipina. Akibat peristiwa itu perundingan damai pemerintah dan pemberontak terancam. (Reuters/Romeo Ranoco)
Manila, CNN Indonesia -- Pemberontak Islam di Filipina berjanji akan membantu pemerintah untuk melacak dan menangkap teroris yang menjadi buronan, demi menjaga proses perdamaian yang terhenti setelah bentrok yang menewaskan 44 polisi akhir Januari lalu.

Kepala negosiator dari kubu Front Pembebasan Islam Moro, MILF, Mohagher Iqbal, mengatakan kepada Senat Filipina pada Kamis (12/2) bahwa mereka siap membantu menangkap pembuat bom, Abdul Basit Usman, dan buronan lainnya di wilayah mereka.

Sebelumnya akibat bentrokan 25 Januari lalu, proses perundingan otonomi bagi Muslim di selatan Filipina terhenti saat desakan penyelidikan atas peristiwa berdarah itu muncul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, kami akan membantu," kata Iqbal saat ditanya apakah mereka akan membantu memburu Usman, dikutip Reuters.

Polisi tengah mencari Usman dan buronan lainnya asal Malaysia, Zulkifli bin Hir alias Marwan, pada penyerbuan akhir Januari lalu. Marwan terbunuh dalam pertempuran yang menewaskan 18 pemberontak dari Pejuang Kebebasan Islami Bangsamoro, BIFF, dan MILF.

MILF mengatakan bahwa polisi tidak memberitahu mereka soal operasi penangkapan tersebut. Menurut pemerintah, bentrokan itu adalah sebuah kesalahan.

Iqbal mengatakan bahwa MILF telah setuju untuk membantu aparat menangkap kelompok penculik dan pemeras. "Kita juga bisa kerja sama mengejar orang yang sudah disebut teroris," kata Iqbal.

Namun Iqbal mengaku kelompoknya tidak tahu di mana Usman bersembunyi. Usman adalah pelaku beberapa kasus pengeboman di Filipina yang buron sejak 2002 dan penangkapannya dihargai US$1 juta.

Beberapa anggota dewan Filipina mengatakan MILF berhubungan dengan militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda, dengan memberikan mereka perlindungan dan lahan latihan.

Iqbal membantahnya.

"Kami telah bersumpah untuk memerangi terorisme yang tidak memiliki tempat dalam Islam. Mencap MILF sebagai kelompok teroris tidak adil," ujar Iqbal.

Presiden Benigno Aquino sebelumnya mendesak anggota dewan untuk tidak mengabaikan pemberian otonomi pada MILF. Aquino mengatakan, jika hal itu tidak terlaksana, maka proses perdamaian terancam batal.

Pemberontakan selama 45 tahun di Mindanao telah menewaskan 120 ribu orang dan membuat dua juta orang mengungsi. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER