Washington, D.C., CNN Indonesia -- Ketua Dewan Komite Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Michael McCaul menyampaikan pernyataan yang mengkritisi soal upaya penyelamatan sandera AS yang ditahan kelompok militan ISIS. Pasalnya, menurut McCaul, Gedung Putih terlihat setengah hati ketika melakukan upaya penyelamatan.
Sebelumnya, terdapat laporan di Daily Beast bahwa Gedung Putih memiliki petugas intelijen yang selalu mengawasi sandera yang berada di luar negeri, namun bertindak terlambat untuk menyelamatkan sandera.
Laporan tersebut dibantah oleh McCaul, sembari menyatakan bahwa terdapat persepsi yang sama ketika wartawan AS, James Foley disandera dan akhirnya tewas di tangan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuduhannya bahwa kita menunggu terlalu lama untuk mengirimkan misi penyelamatan, dan untuk berbagai alasan lainnya yang menghambat dan membuat Gedung Putih mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan," kata McCaul, yang juga merupakan politisi dari partai Republik, dikutip dari
CNN, Kamis (12/2).
"Saya pikir masalah waktu adalah hal yang esensial untuk menyelamatkan sandera, dan sangat, sangat disayangkan terhadap apa yang terjadi pada (sandera ISIS Kayla Mueller)," kata McCaul, menyebutkan penyanderaan Mueller yang berakhir tragis.
Mueller, yang diculik sejak Agustus 2013 lalu, tewas dalam serangan udara Yordania ke markas kelompok ISIS di Suriah, pekan lalu.
"Saya khawatir mereka bukan hanya terlambat untuk menyelamatkan sandera, namun juga untuk memenangkan perang ini," ujar McCaul.
Politisi partai Republik dari Texas ini juga menyatakan bahwa Kongres akan berdiskusi lebih lanjut terkait dengan langkah apa yang harus dilakukan untuk menaklukkan ISIS. Kongres telah menyatakan bahwa mereka memperdebatkan keinginan Presiden AS Barack Obama untuk menggunakan kekuatan militer terhadap ISIS.
McCaul juga setuju dengan persepsi para pejabat pemerintahan dalam sidang komite pada Rabu (11/2) lalu, yang menyatakan bahwa pengungsi Suriah yang berimigrasi ke AS bisa menjadi ancaman.
"Saya pikir mereka sangat jujur, baik Dewan Komite Keamanan Dalam Negeri maupun FBI, terkait fakta bahwa kita tidak memiliki kecerdasan yang memadai di lapangan di Suriah untuk menentukan seberapa banyak pejuang asing yang berada di AS," katanya McCaul.
McCaul memperkirakan cukup banyak pejuang ISIS yang berada di AS dan dapat menimbulkan krisis.
"Jumlah pejuang ISIS lebih banyak dari 19 pembajak yang mendalangi serangan 11 September. Saya rasa kita belum pernah mendapatkan serangan sebesar ini sebelumnya," kata McCaul.
(ama/stu)