Diduga Bunuh Keluarganya, Remaja AS Tewas dalam Baku Tembak

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 12:44 WIB
Jason Hendrix tewas dalam baku tembak dengan polisi karena melanggar lalu lintas. Anehnya, penyidik menemukan keluarga Hendrix tewas di kediamannya.
Remaja AS, Jason Hendrix, tewas dalam baku tembak dengan polisi karena melanggar lalu lintas. Anehnya, penyidik menemukan keluarga Hendrix tewas di kediamannya. (Ilustrasi/Dok.Thinkstock/Fuse)
Maryland, CNN Indonesia -- Jason Hendrix, 16 tahun, diduga membunuh kedua orang tua dan seorang adik perempuannya yang berusia 12 tahun. Beberapa jam berikutnya, Hendirx tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Dilaporkan CNN, peristiwa bermula ketika Hendrix terus melaju mebawa mobil Honda Pilotnya dengan kencang di kawasan Interstate 95, Baltimore, Maryland, ketika polisi lalu lintas mencoba memberhentikan kendaraannya.

Polisi kemudian mengejar kendaraan Hendrix, dan berhasil memojokkan Hendrix di sebuah persimpangan di Woodlawn dan memaksanya berhenti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika petugas mendekati mobil Honda Pilot, sebuah tembakan meletus dari dalam kendaraan dan melukai seorang petugas. Petugas kemudian membalas dan mengarahkan tembakan kepada kendaraan tersebut," bunyi pernyataan dari Departemen Kepolisian Baltimore, dikutip dari CNN, Sabtu (14/2).

Akibat baku tembak tersebut, Hendrix, yang berada sendirian di dalam mobil, tewas tertembak. Sementara, seorang petugas polisi yang terluka akibat tembakan Hendrix dirawat di rumah sakit setempat.

"Rompi anti peluru berhasil meredam peluru yang ditembakkan ke arahnya," bunyi keterangan polisi.

Setelah baku tembak berhenti, polisi menemukan sejumlah senjata di dalam mobil Hendrix. Para penyidik kemudian menelusuri mobil Hendrix yang terdaftar pada sebuah alamat di Corbin, Kentucky.

Proses investigasi polisi terkait latar belakang Hendrix menemukan bahwa orang tua Hendrix, Kevin Hendrix dan Sarah Hendrix, dan adik perempuannya telah terbujur kaku di kediaman mereka di Kentucky, Texas, AS pada Sabtu (14/2).

Pihak penyidik di kedua negara bagian masih mencoba menerka rincian kejadian hingga insiden nahas tersebut terjadi. Termasuk soal apa yang dilakukan Hendrix.

Hingga kini, masih menjadi tanda tanya apa bagaimana keluarga Hendrix meninggal, siapa pembunuhnya dan atas motif apa.

Menurut surat kabar Times Tribune, polisi kemudian menetapkan Jason Hendrix sebagai tersangka utama dalam kematian orang tua dan adik perempuannya.

"Namun, kami masih harus menyelesaikan penyelidikan kami untuk memastikan bahwa dia (Jason Hendrix) memang pelakunya," kata Mayor Rob Jones.

Sementara, kepala polisi Corbin David Campbell menyatakan motif pembunuhan diduga karena Hendrix "marah pada orang tuanya karena dilarang menggunakan komputer".

Campbell mengatakan bahwa ketiga korban ditembak di kepala setidaknya dua kali.

"Sebuah bantal digunakan untuk mencoba untuk meredam suara tembakan kepada ketiga orang. Serpihan bantal masih berteparan di sekitar wajah para korban," kata Campbell.

Penyidik masih berusaha menentukan kapan tepatnya insiden penembakan tersebut terjadi.

"Petugas memperkirakan penembakan terjadi sekitar hari Rabu, atau beberapa hari sebelum tersangka tewas dalam baku tembak di Baltimore County," kata Campbell.

Sementara, rasa duka disampaikan oleh Universitas Union di Barbourville, Kentucky. Di kampus tersebut, Sarah Hendrix bekerja sebagai profesor jurusan pekerjaan sosial.

"Kami telah kehilangan anggota keluarga pendidik, kolega, dan teman kami," bunyi pernyataan di Facebook.

Sementara, seperti diberitakan New York Daily News, Hendrix merupakan seorang kadet dari Reserve Officers Training Corps atau ROTC, program magang militer di sejumlah kampus.

Di lingkungannya, Hendrix dikenal sebagai pemuda yang rajin beribadah ke gereja.

Sementara, Departemen Kepolisian tidak bersedia memberi berkomentar, dan menyatakan mereka memiliki informasi yang terbatas terkait insiden tersebut. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER