Jakarta, CNN Indonesia -- Serangkaian serangan bom mobil meledak di bagian timur Libya pada Jumat (20/2) dan menewaskan 42 orang serta melukai 70 orang. Kelompok militan ISIS mengklaim berada di belakang aksi teror tersebut sebagai bentuk balasan atas serangan udara Mesir di Kota Derna.
Reuters mewartakan tiga bom mobil meledak di Qubbah, sebuah kota kecil di dekat pusat pemerintahan Libya, yang merupakan serangan terbesar setelah aksi penyerbuan sebuah hotel di Tripoli dan pembunuhan 21 tawanan Koptik Mesir.
Sejumlah pejabat keamanan setempat menjelaskan bom mobil meledak sesaat sebelum salat Jumat di tiga lokasi berbeda, yakni di pom bensin, markas keamanan dan dewan kota di Qubbah, serta rumah juru bicara Parlemen Libya Aguila Saleh. Saleh beruntung sedang berada di luar kota ketika bom mobil menghancurkan rumahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin (16/2), pesawat jet milik angkatan udara Mesir menjatuhkan bom di Derna, yang merupakan basis kekuatan ISIS di Libya timur, setelah kelompok radikal ISIS mengunggah video yang menunjukkan pemenggalan kepala pekerja migran Kristen Koptik.
"Mereka membunuh dan melukai puluhan orang sebagai balas dendam atas pertumpahan darah kaum Muslim di kota Derna," demikian pernyataan ISIS provinsi Cyrenaica.
Libya terbagi antara milisi dan dua pemerintah paralel, mengakibatkan negara itu berada dalam keadaan tidak stabil terus-menerus setelah penggulingan Moammar Gadhafi tahun 2011.
Sebelumnya,
kelompok militan ISIS membakar hidup-hidup 45 orang di dekat kota al-Baghdadi di Irak barat, pada Selasa (17/2).
Diberitakan The Independent, menurut kepala polisi setempat, Kolonel Qasim al-Obeidi, sebagian besar dari para korban yang dieksekusi tersebut diyakini merupakan pasukan keamanan Irak.