Hina Raja, Dua Mahasiswa Thailand Dibui Dua Tahun

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 23 Feb 2015 17:14 WIB
Thailand menjatuhkan hukuman dua tahun enam bulan kepada dua mahasiswa karena menghina Raja Bhumibol Adulyadej dalam sebuah pertunjukkan drama.
Pengadilan Thailand menjatuhkan hukuman dua tahun enam bulan kepada Patiat Saraiyaem, 23 tahun, dan Porntip Mankong, 26 tahun, atas tuduhan menghina Raja Bhumibol Adulyadej. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Bangkok, CNN Indonesia -- Pengadilan Thailand menjatuhkan hukuman dua tahun enam bulan kepada dua mahasiswa yang mengaku bersalah karena menghina Raja Bhumibol Adulyadej dalam sebuah pertunjukkan drama kampus, pada Senin (23/2).

Thailand, yang berada dibawah kondisi darurat militer sejak kudeta pada Mei lalu, menjatuhkan hukuman kepada Patiwat Saraiyaem, 23 tahun, dan Porntip Mankong, 26 tahun, atas tuduhan melanggar hukum lese majeste, hukum terkait penghinaan kepada kerajaan.

Patiwat muncul di pengadilan pada Senin (23/2) dengan kaki terikat rantai besi. Patiwat dan Porntip ditangkap pada bulan Agustus lalu karena drama satir 'The Wolf Bride' yang dipertujunkkan lebih dari satu tahun sebelumnya di Universitas Thammasat, Bangkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'The Wolf Bride', yang dipertunjukkan para peringatan 40 tahun penumpasan militer terhadap protes mahasiswa pro-demokrasi di Universitas Thammasat, menceritakan sebuah kerajaan fiksi dan menampilkan seorang raja fiksi dan penasehatnya. Pihak berwenang menilai mengandung sindiran kepada Raja Bhumibol Adulyadej.

Atas tuduhan melanggar hukum lese majeste, Patiwat dan Porntip terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara. Namun, karena kedua mahasiswa ini mengaku bersalah, hukuman mereka dipotong hingga dua tahun enam bulan.

"Kedua tersangka melanggar hukum 112 dan menerima lima tahun hukuman penjara... dikurangi setengahnya," bunyi keputusan hakim, ketika membacakan vonis bagi Patiwat dan Porntip, dikutip dari Reuters, Senin (23/2).

Keputusan ini menuai aksi protes yang diluncurkan oleh puluhan aktivis di luar gedung pengadilan. Sekitar 40 mahasiswa berkumpul di luar pengadilan mengenakan kemeja putih dengan kata-kata "Kami adalah teman" dalam bahasa Thailand dan Inggris.

Sejumlah demonstran bahkan melakukan salam tiga-jari yang telah menjadi simbol protes terhadap pemerintah junta militer.

Pornthip, yang bertugas sebagai sutradara drama tersebut menyatakan dia tidak takut penjara.

"Saya telah belajar banyak hal: menari, bermain musik dan saya mempunyai banyak teman," kata Pornthip kepada wartawan sesaat sebelum putusan dibacakan.

Sementara, ibu Pornthip, Nuan Mangkong, menyatakan tidak akan mengajukan banding terhadap keputusan hakim.

"Kami ingin masalah ini selesai," kata Nuan.

Pemerintah junta militer Thailand tengah meningkatkan kampanye melawan penghinaan dterhadap kerajaan sejak mengambil alih kekuasaan pada Mei lalu.

Hukum lese majeste yang diterapkan oleh Thailand dinilai hukum yang penghinaan yang paling keras di dunia. Hukum ini dijatuhkan bagi warga Thailand yang dinilai menghina, mengancam, dan mencemarkan nama baik raja, ratu atau pewaris tahta dan kepala pemerintah daerah.

Di Thailand, keluhan kejahatan terhadap kerajaan dapat diajukan oleh siapa saja, terhadap siapa pun, dan selalu diselidiki oleh polisi.

Keputusan hakim atas kasus ini terjadi di tengah kecemasan atas kesehatan yang sakit Raja Bhumibol Adulyadej, 87 tahun, dan isu suksesi kerajaan.

Kondisi kesehatan Raja Bhumibol, yang semakin lama semakin menurun telah melahirkan persaingan politik dan kekuasaan dari pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dan royalis militer.

Raja Bhumibol merupakan raja yang paling lama memerintah di sebuah negara di dunia, telah lama dipandang sebagai sosok persatuan di atas keributan politik.

Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn bahkan dinilai belum mempunyai popularitas dan dukungan rakyat seperti yang dimiliki ayahnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER