Turki Relokasi Makam Leluhur Kekaisaran Ottoman dari Suriah

Hanna Azarya Samosir/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 11:05 WIB
Turki merelokasi makam leluhur pendiri Kekaisaran Ottoman dari Suriah, dan menampik bahwa serbuan mereka adalah invasi.
Tentara Turki di makam leluhuh pendiri Kekaisaran Ottoman biasanya berganti tiap enam bulan sekali. (Reuters/Salih Boztas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Turki menyerbu Suriah dalam rangka merelokasi makam kakek pendiri Kekaisaran Ottoman, Suleyman Shah, dan mengevakuasi para tentara penjaganya pada Sabtu (21/2). Menurut Presiden Turki, Tayyip Erdogan, hal ini hanya dilakukan sementara.

"Operasi makam Suleyman Shah bukan sebuah penarikan tetap, ini hanya gerakan sementara dalam upaya agar tidak merisikokan hidup tentara," ujar Erdogan dalam pidato di Ankara pada Senin (23/2) seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, diberitakan bahwa militer Turki melakukan serbuan tengah malam untuk mengevakuasi tentara penjaga makam Suleyman Shah. Belakangan, diketahui bahwa makam tersebut ternyata ikut diboyong ke lokasi yang lebih dekat ke perbatasan Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi dengan menurunkan tank, drone pengintai, dan ratusan tentara ini adalah serbuan militer Turki pertama ke Suriah sejak pecahnya perang sipil pada empat tahun silam. Menurut Erdogan, serbuan ini dilakukan untuk menghentikan pemerasan terhadap Turki.

"Permainan dari mereka yang menggunakan nisan dan tentara kami untuk memeras Turki sudah diakhiri," ucapnya.

Di sisi lain, pemerintah Suriah menanggap serangan ini sebagai "agresi yang mencolok". Namun, Juru Bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, menampik anggapan tersebut dan mengatakan bahwa pemerintah Suriah sudah kehilangan legitimasinya.

Tentara penjaga nisan Suleyman Shah yang berjumlah 38 orang tersebut sudah berhasil dibawa pulang dengan selamat pada Sabtu (21/2).
Operasi relokasi makam dan evakuasi tentara melibatkan tank, drone, dan ratusan tentara. (Reuters/Stringer)

Biasanya, tentara pasukan penjaga makam tersebut diganti secara bergiliran setiap enam bulan sekali. Namun, pasukan yang akhirnya dievakuasi ini sudah terjebak selama delapan bulan di sana akibat agresi ISIS.

Makam itu dijadikan teritori Turki di bawah perjanjian yang ditandatangani dengan Perancis pada 1921, ketika Perancis memerintah Suriah. Turki menganggap wilayah itu sebagai wilayah kedaulatannya dan telah berjanji untuk mempertahankannya dari serangan oleh pemberontak.

Sementara itu, Kalin juga mengungkapkan bahwa kini pemerintah Turki sedang berkoordinasi dengan Inggris untuk melacak keberadaan tiga gadis yang terbang ke Turki pada pekan lalu. Ketiga perempuan Inggris ini diperkirakan telah menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Ribuan pejuang asing dari 80 negara termasuk dari negara-negara Eropa dan Amerika dilaporkan telah hijrah ke Suriah melalui Turki untuk bergabung dengan ISIS. Hingga kini, Kalin melansir bahwa Turki sudah mendeportasi 1.400 orang asing yang diduga akan bergabung dengan ISIS. Namun, Turki membutuhkan lebih banyak asupan informasi dari aliansi intelijen barat guna membendung arus pejuang asing tersebut. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER