Komentar Tsunami Abbott Dinilai Memperkeruh Situasi

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 12:09 WIB
PM Tony Abbott menyinggung bantuan tsunami Australia terhadap Indonesia, dalam upaya membebaskan dua terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Menlu Australia Julie Bishop menganggap pernyataan Abbott yang menyinggung bantuan tsunami sangat tidak membantu. (Reuters/Sean Davey)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan bahwa komentar Perdana Menteri Tony Abbott soal bantuan tsunami dalam upaya membebaskan warga mereka dari hukuman mati di Indonesia sangat tidak membantu, malah bisa jadi semakin memperkeruh keadaan.

Komentar Abbott ini ditanggapi sebagai ancaman terhadap Indonesia dan dianggap bukan merupakan bahasa diplomatik yang santun. Akibat komentar Abbott tersebut, Bishop harus bekerja keras meluruskan pernyataan tersebut dengan menghubungi Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Komentar tersebut dilihat seperti itu (ancaman) di Indonesia, dan itulah alasan saya menelepon Wakil Presiden Kalla untuk menjelaskan bahwa perdana menteri tidak bermaksud menghubungkan (tsunami dan hukuman mati) dengan cara yang tidak membantu," kata Bishop, dikutip dari media Australia, ABC, Selasa (24/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang kami maksud adalah Australia akan selalu menjadi sahabat bagi Indonesia, kami ada kapanpun Indonesia membutuhkan. Wapres Kalla menerima bahwa begitulah seharusnya kalimat itu ditanggapi," lanjut dia lagi.

Pemerintah Australia tengah berupaya keras untuk membebaskan dua terpidana mati Andrew Chan and Myuran Sukumaran. Untuk sementara ini eksekusi ditunda namun sejauh ini tidak ada pembatalan dari pemerintah Indonesia.

Bukan hanya Bishop yang menilai pernyataan Abbott tidak membantu upaya Australia membebaskan Chan dan Sukumaran. Pejabat tinggi di pemerintahan Australia juga menyayangkan komentar Abbott yang dianggap memperkeruh suasana.

"Sangat buruk," kata seorang pejabat tinggi pemerintah yang tidak ingin disebut namanya, dikutip The Sydney Morning Herald.

"Pernyataan itu telah merusak seluruh upaya hubungan baik," ujar pejabat lainnya.

Professor Tim Lindsey, direktur Pusat Hukum, Islam dan Masyarakat Indonesia di Universitas Melbourne mengatakan bahwa Bishop telah berusaha keras mempertahankan kepentingan Australia dan mengkritisi hukum di Indonesia dengan cara yang "elegan".

Sementara Abbott, sebaliknya, sangat "kontraproduktif" serta kerap mengeluarkan komentar yang "tidak penting".

"Salah atau benar, ketika bicara soal diplomasi, Indonesia merespon dengan positif jika dilakukan pendekatan yang terukur, dan melihat sejarahnya, respon mereka sangat negatif jika diancam," kata Lindsey. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER