Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat menahan tiga orang yang diduga akan bergabung dengan ISIS di Suriah pada Rabu (25/2). Satu dari mereka dituduh merencanakan pembunuhan terhadap Presiden AS Barack Obama.
Dikutip dari
CNN, hal itu terungkap dari dokumen pengaduan di pengadilan federal di Brooklyn, New York, namun kepada seorang agen FBI, pria itu mengatakan bahwa ia “saat ini tak memiliki sarana dan rencana untuk melakukannya dengan segera.”
Dua orang lagi berencana untuk berangkat pada Rabu, dan salah satunya membahas soal pembajakan penerbangan komersial ke Turki dan mengalihkannya “ke ISIS, sehingga ISIS akan memiliki pesawat," kata dokumen itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga berbicara tentang bergabung dengan militer AS untuk menyerang tentara.
Para pria itu diidentifikasi sebagai Abdurasul Jaraboev, 24, Akhror Saidakhmetov, 19, dan Abror Habibov, 30. Mereka ditangkap di New York dan Florida dan menghadapi tuduhan yang mencakup mencoba dan bersekongkol untuk memberikan dukungan material serta sumber daya untuk sebuah organisasi teroris asing.
"Ini adalah nyata," kata Komisaris Polisi New York William Bratton wartawan.
"Ini adalah kekhawatiran tentang lone wolf yang terinspirasi untuk bertindak tanpa perlu pergi ke Timur Tengah atau jika mereka sampai ke Timur Tengah dan memperoleh keterampilan bertempur, mereka kemudian mencoba untuk kembali ke negara asal.”
Saidakhmetov ditangkap Rabu di Bandara Internasional John F. Kennedy saat mengejar penerbangan ke Turki, kata pihak berwenang.
Jaraboev, yang berencana pergi pada penerbangan berikutnya, ditangkap di rumahnya di Brooklyn. Habibov adalah pria yang disebut Bratton "membantu mengatur dan mendanai” operasi mereka, berada di Jacksonville, Florida.
Selain ancaman terhadap Obama, para tersangka diduga juga mendiskusikan soal membunuh aparat penegak hukum AS. Jaraboev juga berbicara soal menanam bom di Coney Island jika ISIS memerintahkannya.
Buletin intelijen FBI mendesak para penegak hukum untuk tak hanya berkonsentrasi pada mereka yang merekrut, namun juga pada mereka yang berencana melakukan serangan.
Dua dari tiga pria yang ditangkap mengungkapkan rencana mereka di sebuah situs online berbahasa Uzbekistan agar tak mudah terlacak.
Jaraboev berasal dari Uzbekistan, sedang Saidakhmetov berasal dari Kazakhstan. Keduanya hukum penduduk tetap AS.
Habibov, yang juga berasal dari Uzbekistan, berada di AS secara legal tapi overstay, kata polisi. Pihak berwenang mulai membuntuti ketiga orang yang tinggal di Brooklyn, New York, itu pada Agustus 2014.
Saidakhmetov dan Jaraboev yang dijadwalkan hadir di pengadilan federal Brooklyn pada Rabu sedang Habibov ditangani pengadilan federal di Jacksonville.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pengacara yang akan membela mereka.
Dalam percakapan yang direkam oleh otoritas, Saidakhmetov mengatakan bahwa jika ia tidak berhasil mendapatkan dokumen perjalanan ke Suriah, “Saya hanya akan membeli senapan mesin, AK-47, pergi keluar dan menembak semua polisi," menurut dokumen pengaduan.
Saidakhmetov mengatakan kepada seorang informan bahwa membawa pistol di Amerika Serikat adalah legal.
"Kami akan pergi dan membeli satu pistol, kemudian pergi dan menembak seorang polisi," ia mengatakan seperti dikutip dalam dokumen. "Boom. Kemudian, kita akan mengambil senjatanya, peluru dan rompi antipeluru, lalu kita akan melakukan hal yang sama dengan beberapa orang lain."
"Lalu kita akan pergi ke markas FBI, membunuh orang-orang FBI,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan soal rencana membunuh Obama dan menanam bom di Coney Island.
"Saya juga ingin bertempur dan tulus menjadi martir di bawah Khilafah Islam," merujuk pada nama lain ISIS.
Jika berhasil mendapatkan dokumen perjalanan, mereka berencana masuk ke dalam kokpit pilot lalu membawa pesawat ke Suriah.
Pada 2 Februari lalu, Saidakhmetov dengan berani mendatangi kantor Departemen Pertahanan di Manhattan dan mengisi aplikasi untuk dokumen perjalanan. Di sana, ia difoto dan sidik jarinya diambil.
Ia lalu membeli tiket pulang pergi dari New York ke Istanbul pada 19 Februari.
Agen perjalanan tempatnya membeli tiket mengatakan Saidakhmetov membeli tiket yang lebih murah yang mengharuskannya trasit di Kiev, Ukraina.
Penerbangannya dengan Ukraine International Airlines dijadwalkan berangkat pada Rabu pukul 00.30.
Penangkapan ketiga orang ini terjadi pada saat yang sama saat juri federal di Brooklyn mendengar kesaksian dalam sidang terhadap seorang pria Pakistan yang diduga terlibat dalam konspirasi terpisah Al Qaeda untuk melakukan serangan di New York dan Eropa.
(stu)