Washington DC, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat dan Kuba melakukan pertemuan kedua kalinya di Washington, Amerika Serikat, untuk berdiskusi mengenai pemulihan hubungan diplomatik di tengah-tengah friksi kedua negara. Kuba sendiri termasuk ke dalam daftar Amerika Serikat untuk negara pendukung aksi terorisme.
Pertemuan sehari tersebut berangkat dari keputusan yang diumumkan oleh dua musuh bebuyutan era Perang Dingin tersebut pada 17 Desember tahun lalu untuk memulihkan hubungan, termasuk membuka kembali kantor duta besar di masing-masing negara dan pertukaran tahanan. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba 54 tahun lalu, tepatnya pada 3 Januari 1961.
Pembicaraan dilakukan pada Jumat (27/2) pagi, dengan delegasi yang dipimpin oleh Roberta Jacobson, asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Josefina Vidal, Kepala Divisi untuk Amerika Serikat di Kementerian Luar Negeri Kuba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, negara berhaluan komunis tersebut menekan Amerika Serikat untuk menghapus Kuba dari daftar teroris mereka sebelum hubungan diplomatik secara resmi dipulihkan. Kuba mengatakan sanksi Amerika Serikat atas beberapa bank yang melakukan bisnis dengan beberapa negara menghalangi urusan diplomatik kedua negara.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pada wartawan pemerintah Obama nyaris menyelesaikan kajiannya atas posisi Kuba dalam daftar pensponsor terorisme yang mesti diserahkan ke Kongres sebelum nama Kuba bisa dihapuskan.
Namun, dia mengatakan untuk memulai kembali hubungan diplomatik semestinya tidak dikaitkan dengan daftar terorisme. Desakan Kuba atas daftar terorisme tersebut bisa menunda pembukaan kantor kedutaan besar.
Meskipun menyadari adanya persoalan atas bank, pejabat Amerika Serikat menyarankan semestinya pembicaraan tersebut terfokus hanya pada isu standar terkait fungsi kedutaan besar. Washington meminta diplomat Amerika Serikat untuk bergerak bebas di Kuba dan bertemu dengan siapapun yang mereka inginkan, termasuk pembangkang politik.
"Baik Amerika Serikat dan Kuba harus datang ke pertemuan dengan semangat mendapatkan persetujuan atas hal-hal ini, dan tidak menempatkan banyak hambatan akibat hal-hal yang tidak berhubungan langsung dengan bagaimana kami berfungsi sebagai diplomat di masing negara," kata pejabat tersebut.
Pembicaraan hari Jumat ini merupakan lanjutan dari sesi bersejarah pertama di Havana, Kuba, bulan lalu dan para pejabat Amerika Serikat mengingatkan pertemuan kali ini akan lebih matang.
Amerika Serikat berharap untuk mendapatkan kesepakatan dalam pembukaan kembali kantor kedutaanbesar untuk acara pertemuan regional antar kepala negara di Panama pada 10 dan 11 April, di mana Presiden Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro akan bertemu untuk pertama kalinya semenjak mengumumkan kesepakatan gabungan akhir Desember.
Kuba dimasukkan ke dalam daftar negara pesponsor terorisme pada 1982 saat Perang Dingin periode kedua. Namun saat ini, Kuba membantu proses perdamaian dengan gerilyawan sayap kiri FARC Kolombia.
(utd)