Benghazi, CNN Indonesia -- Serangkaian tembakan roket menghantam wilayah pemukiman di Benghazi, Libya pada Minggu (1/3), menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai lebih dari 30 lainnya dalam pertempuran lanjutan atas kota.
Pejabat militer Libya, Fadil Hassi menyatakan dua orang tewas dan 30 lainnya terluka ketika setidaknya dua roket menghantam kota Benghazi.
Komandan pasukan khusus, WANIS Bukhamada, menyatakan kepada Reuters bahwa pasukannya sekarang menguasai sebagian besar dari jalan menuju bandara, direktorat keamanan Benghazi dan perusahaan komunikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir empat tahun setelah jatuhnya Muammar Gaddafi, Libya terjebak dalam konflik antara dua pemerintah yang bersaing.
Libya, yang berlokasi di Afrika utara, tengah menghadapi konflik antara dua faksi yang bersaing, yaitu satu faksi yang bersekutu dengan pemerintah dan diakui secara internasional, dan faksi lainnya menyebut diri sebagai pasukan Libya Dawn.
Konflik di Libya melibatkan konfederasi longgar dari brigade pemberontak yang pernah berjuang melawan Gaddafi.
Benghazi kini menjadi medan pertempuran antara mantan jenderal Libya yang menyatakan perang terhadap sejumlah kelompok militan, dan aliansi militan dan mantan pejuang pemberontak.
"Setidaknya 47 orang tewas dan 229 terluka pada bulan Januari dalam pertempuran di Benghazi," menurut sumber medis yang tak ingin disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Minggu (1/3).
Terdapat dua administrasi, satu di ibu kota Tripoli dan lainnya merupakan pemerintahan Perdana Menteri Abdullah el-Thinni di timur.
Thinni dan pendukungnya telah berjuang melawan kelompok bersenjata yang menamakan diri Libya Dawn untuk merebut Tripoli pada bulan Juli lalu. Selain itu, Thinni juga telah mengaktifkan kembali anggota parlemen dari majelis sebelumnya.
Kedua faksi mengklaim mereka adalah penyelamat Libya. Namun dalam kekacauan pasca-revolusi, sejumlah kelompok bersenjata, pemberontak dan militan Islam berebut kekuasaan atas beberapa wilayah negara ini.
Musim panas lalu, pasukan Libya Dawn berhasil mengambil alih ibukota Tripoli dan mendirikan pemerintahan sendiri.
Sejak pertempuran antar faksi meletus, sebagian besar kantor kedutaan besar asing di Libya ditutup dan menarik staf mereka dari Tripoli. Namun. beberapa diplomat, pengusaha dan delegasi perusahaan kerap terlihat mengunjungi ibukota Tripoli.
(ama)