Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS dikabarkan telah menyatakan perang terhadap Twitter dengan mengeluarkan ancaman terhadap pendiri dan karyawan sosial media ini. Pasalnya, sejumlah akun Twitter milik anggota ISIS diblokir oleh Twitter.
Dilaporkan Russia Today pada Senin (2/3), ISIS menyerukan pendukungnya di seluruh dunia untuk membalas keputusan Twitter menghapus sejumlah akun yang disinyalir menebarkan ancama teror dan mendukung idealisme jihad ala ISIS.
"Perang virtual Anda pada kami akan menyebabkan perang nyata melawan Anda," bunyi pernyataan dari sebuah situs Justpasteit, dikutip dari Buzzfeed, Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulisan dalam bahasa Arab tersebut ditujukan kepada pendiri Twitter Jack Dorsey, yang dibagikan di situs Pastebin secara anonim.
Tulisan tersebut disertai dengan foto Dorsey yang digambarkan menjadi target dalam serangan ISIS selanjutnya.
"Kau memulai ini perang ini... Kami katakan dari awal itu bukan perang Anda, tetapi Anda tidak terus menutup akun kami di Twitter, tapi kami akan selalu datang kembali", bunyi pernyataan tersebut.
ISIS kerap kali menggunakan layanan media sosial Twitter untuk menyerukan serangan di seluruh dunia dan merekrut pejuang baru.
Sementara Twitter, seperti YouTube, kerap kali bergerak dengan cepat untuk menghapus unggahan foto dan video, serta menangguhkan akun yang menyebarkan video eksekusi ISIS yang sadis.
Seorang aktivis dan jurnalis dari Miami, AS, Joel Franco, mengunggah foto ancaman ISIS tersebut dalam akun Twitter miliknya.
Dalam tata cara penggunaannya, Twitter telah melarang para pengguna jasa media sosial ini untuk menggunggah foto dan cuitan yang memberikan "ancaman kekerasan secara langsung dan spesifik terhadap orang lain".
Pengguna juga dilarang menggunakan layanan media sosial ini "untuk tujuan yang melanggar hukum atau kegiatan ilegal".
"Tapi ketika singa kami (pejuang ISIS) datang dan mengambil napas Anda, Anda tidak akan pernah hidup kembali," bunyi pernyataan tersebut menambahkan.
Twitter telah mengkonfirmasi beberapa outlet berita, termasuk BuzzFeed dan CNBC bahwa tim keamanan perusahaan bersama dengan aparat penegak hukum tengah menyelidiki ancaman tersebut.
(ama)