Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir 700 koala dimusnahkan oleh pemerintah Australia lantaran overpopulasi yang menyebabkan hewan itu dilanda kelaparan. Seperti dilansir Channel NewsAsia pada Rabu (4/3), Menteri Lingkungan Hidup Australia, Lisa Neville, mengonfirmasi bahwa proses euthanasia dilakukan di daerah Cape Otway pada 2013 hingga 2014 lalu.
"Intervensi ini diperlukan untuk menangkal penderitaan koala karena mereka tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup. Kepadatan populasi itu mencapai 20 koala per-hektar di Cape Otway," ujar Neville pada Rabu (4/3).
Menurut Neville, ada 686 koala yang ditemukan dalam kondisi kesehatan buruk. Setelah melakukan konsultasi dengan ahli koala dan personel kesejahteraan hewan, akhirnya 896 koala itu dibunuh oleh dokter hewan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Neville kini tengah mencari saran dari para ahli ihwal bagaimana mengelola masalah koala ini. Ia juga ingin terbuka kepada publik mengenai prosesnya.
"Menurut pengalaman, memindahkan koala-koala ini tidak berhasil (untuk mengatasi masalah) dan malah menyebabkan penderitaan lebih hebat. (Jumlah binatang) terus meningkat dan itu alasan kami harus mempelajari strategi manajemen koala untuk melihat apakah kami dapat mengurangi lonjakan populasi yang terus berlanjut dengan cepat," tutur Neville.
Selain membengkaknya populasi, koala di Australia memang sedang dilanda banyak masalah seperti hilangnya habitat, penyakit, serangan anjing, kebakaran, dan faktor lain.
Frank Fotinas, pengelola Bimbi Park Caravan Park di Cape Otway, mengatakan bahwa koala itu lebih baik disuntik mati ketimbang musnah akibat penyakit, kelaparan, atau penyebab alam lain.
"Di seluruh tanjung tercium kematian koala. Ini tercium seperti kematian. Anda harus datang dan lihat pohon-pohon yang ada. Ada ratusan hektar lahan dengan pohon yang mati," ucap Fotinas.
Di sisi lain, proses pemusnahan koala ini dikecam oleh Yayasan Koala Australia. Merujuk data yang dimiliki yayasan, ada sekitar 10 juta koala sebelum Inggris menduduki Australia pada 1788. Kini, populasi tersebut merosot hingga jumlahnya kurang dari 100 ribu di alam liar.
Yayasan ini menuding bahwa penurunan jumlah koala terjadi akibat kesalahan sistem kelola.
"Pemerintah Australia harus menggantung kepalanya dengan malu karena melakukan pemusnahan koala secara rahasia," tulis yayasan ini dalam situs resminya.
(stu/stu)