Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca hilangnya 16 warga negara Indonesia di Turki, Kementerian Luar Negeri mendapat konfirmasi dari aparat keamanan setempat bahwa mereka langsung memeriksa rekaman CCTV di Bandar Udara Attaturk hingga ke perbatasan. Namun, hingga kini penelusuran tersebut belum membuahkan hasil.
"Belum ada informasi baru dari Istanbul," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Christiawan Nasir, kepada CNN Indonesia pada Sabtu (7/3).
Senada dengan Arrmanatha, Konsul Jenderal Indonesia di Istanbul, Abdullah Hariadi Kusumaningprang, juga mengatakan belum mendapatkan informasi lanjutan mengenai penelusuran CCTV tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir berita yang kami terima tentang kehilangan itu. Belum dapat berita lain lagi," kata Abdullah ketika dihubungi oleh CNN Indonesia.
Sebelumnya, Abdullah mengatakan bahwa ke-16 WNI tersebut datang ke Turki sebagai wisatawan yang menggunakan jasa Smailing Tour bersama 25 orang lainnya pada 24 Februari lalu. Setelah tiba di Istanbul, mereka memisahkan diri, mengaku ada urusan keluarga dan akan kembali pada 26 Februari.
Seperti dijanjikan, pada 26 Februari ketua rombongan menelepon salah satu dari 16 orang tersebut, tapi mereka mengatakan urusan belum selesai dan nanti akan bergabung di bandara saat pulang.
“Setelah itu, mereka tak bisa dikontak lagi. Pada 28 Februari, ketua rombongan mengontak KBRI dan esoknya, pada 1 Maret, ia melaporkan secara rinci tentang apa yang terjadi,” tutur Abdullah.
Pihak KJRI, menurut Abdullah, segera melaporkan insiden itu ke Kemlu dan kepolisian Istanbul.
Memberikan rincian kejadian akhir, Abdullah berkata, “Pada 3 Maret, pukul 19.00 waktu setempat, KJRI ikut datang ke bandara untuk memantau dan memastikan kedatangan 16 WNI tersebut. Namun hingga batas akhir keberangkatan, mereka tak ada. Pesawat yang membawa rombongan itu berangkat pada 4 Maret pukul 00.40.”
Pemerintah menduga orang-orang yang hilang di Turki kemungkinan bergabung dengan kelompok militan, salah satunya ISIS di Suriah.
“Ada beberapa orang Indonesia yang pergi ke luar negeri lalu menghilang. Ini harus diwaspadai. Data dari BIN (Badan Intelijen Negara) dan Polri terkait hal itu sudah masuk,” kata Menteri Politik Hukum dan HAM, Tedjo Edhy Purdijanto, dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (3/3).
Tedjo mengatakan sebanyak 514 WNI sudah terkonfirmasi bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Hal ini menjadi salah satu indikasi alasan hilangnya 16 orang di Turki tersebut.
Dugaan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, Turki adalah jalur termudah menuju Suriah, basis ISIS.
Turki berbatasan darat sebelah selatan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah. Para penyelundup manusia, militan, dan pengungsi bisa dengan mudah lalu-lalang Turki-Suriah dengan menyogok para penjaga perbatasan yang terdiri dari tentara paramiliter.
(obs)