Jakarta, CNN Indonesia -- Para pria di Istanbul, Turki, berdemonstrasi dengan cara mencolok untuk menarik perhatian publik, sekaligus pemerintah.
Mereka berkumpul dengan menggunakan pakaian perempuan, berkampanye untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.
 Protes terhadap kekerasan pada perempuan juga berlangsung di internet. (Reuters/Murad Sezer) |
Beberapa protes terkait tindak kriminal terhadap perempuan di Turki merebak setelah kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Ozgecan Aslan.
Aslan adalah mahasiswi berusia 20 tahun yang diperkosa lalu dibakar hidup-hidup oleh seorang supir bus.
Para pria yang berdemonstrasi mengenakan rok mini, dan membawa slogan-slogan yang berisi sindiran terhadap anggapan masyarakat yang sering menyalahkan perempuan memakau rok mini sebagai penyebab pemerkosaan.
Para netizen di Turki juga menggunakan media sosial dengan tagar #sendeanlat yang berarti ceritakan pengalamanmu. Banyak yang berpartipasi dalam kampanye media sosial ini, selain memprotes kekerasan terhadap perempuan juga membagi pengalaman yang mereka alami terkait kekerasan terhadap perempuan.
Menurut organisasi media Turki,
Bianet, yang mengumpulkan data dari laporan d media massa pada 2014, dari 281 wanita yang tewas terbunuh di Turki, 56 persen diantaranya dibunuh oleh suami atau pasangan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(stu)