Roma, CNN Indonesia -- Dua turis perempuan asal Amerika Serikat ditahan lantaran mengukir inisial nama mereka di Koloseum, Italia.
Dilansir harian lokal Italia, La Stampa, ukiran dua huruf inisial mereka, J dan N, terbentang sekitar 20 sentimeter di tembok bata yang mengelilingi amphiteater bersejarah Roma itu.
Setelah membubuhkan inisial mereka, kedua turis ini dikabarkan berfoto di depan ukiran tersebut. Aksi kedua wanita berusia 21 dan 25 tahun itu dihentikan oleh turis lain yang kemudian melapor kepada petugas keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua turis asal California ini terancam dihukum atas tuduhan menyebabkan kerusakan parah terhadap bangunan dan arsitektur bersejarah.
Merujuk pada pengalaman sebelumnya, denda yang harus dibayar oleh pelaku perusakan tidak murah. Pada November lalu, pemerintah Roma mengenakan denda sebesar 20 ribu Euro atau setara Rp284,6 juta kepada turis Rusia yang mengukir namanya di Koloseum.
Pria 42 tahun itu diringkus setelah seorang penjaga Koloseum melihatnya mengukir huruf "K" di tembok bata. Pria tersebut kemudian dinyatakan bersalah dan dituntut membayar sejumlah denda serta dijatuhi hukuman percobaan selama empat bulan.
Turis Rusia ini bukan satu-satunya orang yang ditangkap akibat merusak situs sejarah pada 2014. Sebelumnya, dua orang Australia, seorang warga Kanada dan Brasil juga dibekuk lantaran mengotori Koloseum.
Tak hanya Roma, Mesir juga mengalami masalah dengan kelakuan pengunjung situs sejarah yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah Mesir dibuat berang ketika sebuah film porno yang direkam di dekat piramida beredar di berbagai laman dewasa.
Diberitakan Al-Arabiya, Jumat (6/3), adegan panas berdurasi 10 menit dalam film itu diambil di wilayah piramina Senn al-Agouz dekat Sphinx oleh beberapa turis asal Rusia. Film yang telah diunggah di internet sejak sembilan bulan lalu baru terendus aparat.
Menteri Barang Antik Mesir Mamdouh al-Demati mengatakan Kamis lalu bahwa film yang telah diunggah di tiga situs porno itu dilakukan secara ilegal oleh seorang wanita Rusia.
Pemerintah Mesir sangat marah dan saat ini Demati tengah melimpahkan kasus tersebut ke penyelidik publik. Seorang pengacara di Mesir bahkan mengajukan gugatan hukum terhadap kepolisian negara itu karena dianggap memfasilitasi pembuatan film cabul tersebut.
Akibat peristiwa ini, sekarang dipasang CCTV atau kamera pengawas di beberapa titik pengunjung di piramida.
(ama)