New Delhi, CNN Indonesia -- Sebuah saluran TV berita India, NDTV, menyiarkan layar kosong atau "blank screen" selama satu jam sebagai aksi protes atas keputusan pemerintah India yang melarang penayangan film dokumenter tentang perkosaan, "India's Daughter", pada Minggu (8/3).
Diberitakan Al-Arabiya, NDTV menyiarkan layar kosong dengan hanya lampu berkedip sebagai latar belakang selama satu jam dari pukul 21:00-22:00 pada Minggu (8/3), yang bertepatan dengan peringatan Hari Wanita Internasional.
NDTV tidak merilis pernyataan resmi tentang larangan tersebut, namun editor NDTV, Sonia Singh mencuit di akun Twitter miliknya, "kami tidak akan berteriak tapi kami akan didengar".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah India telah melarang film "India's Daughter" yang mengungkapkan seputar kasus perkosaan geng dan penganiayaan terhadap Jyoti Singh, 23 tahun, mahasiswi di dalam sebuah bis di ibu kota New Delhi, tahun 2012 silam. Jyoti akhirnya tewas karena menderita luka.
Dalam film dokumenter arahan pembuat film asal Inggris, Leslee Udwin, terdapat pula wawancara dengan salah satu pemerkosa Mukesh Singh, yang menyalahkan korban karena telah memancing mereka melakukan tindakan bejat tersebut, dengan keluar rumah pada pukul 9 malam.
Pernyataan Mukesh tersebut sontak memicu kemarahan publik. Menteri Dalam Negeri India, Rajnath Singh bahwa komentar Mukesh tersebut "sangat menghina martabat perempuan".
Pemerintah India kemudian menerapkan larangan penayangan film "India's Daughter" dengan alasan film ini dapat memperbesar kemarahan publik.
Namun, larangan tersebut justru memicu gelombang protes di India, dan banyak orang menyambut baik langkah NDTV itu.
"Berharap aku bisa menuliskan cuitan kosong sebagai bentuk solidaritas terhadap protes yang dilakukan NDTV," cuit Tushar Gandhi, cucu besar pahlawan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi.
Sementara, ayah korban perkosaan geng di Delhi menentang tindakan pemerintah India yang melarang pemutaran film dokumenter "India's Daughter" dan menyerukan agar masyarakat India menonton film tersebut.
Berbicara kepada Calcutta Telegraph, Badri Nath Singh menyatakan bahwa film "India's Daughter" merupakan cerminan dari "masyarakat kita".
Film "India's Daughter" tetap akan ditayangkan di tujuh negara termasuk India dan Inggris pada Minggu (8/3).
BBC bahkan menayangkan film ini pada Rabu (4/3), bertepatan dengan pelarangan penayangan film ini oleh pemerintah India.
Para petugas di penjara tempat Mukesh mendekam menyatakan mereka meminta BBC untuk tidak menampilkan film ini dan mengklaim Udwin telah melanggar ketentuan perjanjian yang memungkinkan dirinya untuk mewawancarai tahanan.
Klaim itu dibantah oleh Udwin, dengan menyatakan bahwa dia telah memenuhi kesepakata dengan sepenuhnya.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang terkenal kerap menyuarakan hak-hak perempuan di India, sejauh ini tidak memberikan komentar.
Meskipun demikian, pada Minggu (8/3), dia mendesak agar segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan harus segera berakhir.
"Kepala kita menggantung malu ketika kita mendengar kasus kejahatan terhadap perempuan," cuit Modi.
(ama)