Untuk AS, Selandia Baru Juga Mata-matai Tiongkok dan Jepang

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 08:12 WIB
Dokumen terbaru Snowden mengungkapkan Selandia Baru bahkan memata-matai Tiongkok dan Jepang, mitra dagang erat negara itu.
Pengawasan terhadap Tiongkok, mitra perdagangan bebas yang membeli sekitar 20 persen ekspor Selandia Baru pada 2014, dan Jepang, mitra dagang keempat Selandia Baru, menunjukkan bahwa negara itu memata-matai “teman-temannya” atas nama AS. (Ilustrasi/Thinkstok/Maxkabakov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain Indonesia dan negara-negara tetangga di Pasifik, Selandia Baru juga memata-matai banyak negara lain dari Tiongkok hingga ke Antartika, lalu membaginya dengan AS dan sekutu lainnya, menurut dokumen yang dirilis pada Rabu (11/3).

Dokumen terbaru yang dirilis oleh mantan kontraktor National Security Authority (NSA) Edward Snowden menunjukkan bahwa agen mata-mata Selandia Baru mengumpulkan data komunikasi dari sekitar 20 negara, termasuk Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Iran, dan Antartika, padahal banyak dari mereka adalah mitra perdagangan erat bagi Selandia Baru.

Informasi intelijen yang dikumpulkan oleh Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah Selandia Baru (GCSB) telah disampaikan kepada NSA dan badan intelijen di Australia, Inggris dan Kanada, yang bersama dengan Selandia Baru adalah anggota dari “Five Eyes”, menurut dokumen tertanggal April 2013.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diterbitkan dalam surat kabar New Zealand Herald dan situs Intercept, dokumen menunjukkan bahwa jangkauan GCSB yang melampaui negara-negara Pulau Pasifik Selatan telah diberitakan sejak pekan lalu. Dokumen tersebut juga mengungkapkan bahwa Selandia Baru meningkatkan pengawasan secara massal dalam beberapa tahun terakhir.

"Kalau itu hanya demi Selandia Baru sulit untuk percaya bahwa kita akan menjalankan operasi mata-mata berteknologi tinggi terhadap mereka," kata penulis investigasi Nicky Hager di televisi Selandia Baru, TV One.

"Satu-satunya alasan rasional mengapa anda mengatakan kami melakukan itu adalah untuk membayar hutang kami, atau membayar harga untuk menjadi bagian dari aliansi AS,” ujarnya.

Pengawasan terhadap Tiongkok, mitra perdagangan bebas yang membeli sekitar 20 persen ekspor Selandia Baru pada 2014, dan Jepang, mitra dagang keempat Selandia Baru, menunjukkan bahwa negara itu memata-matai “teman-temannya” atas nama Amerika Serikat.

Dokumen yang dirilis pada Rabu meliputi kajian NSA terhadap operasi GCSB, menyatakan bahwa Selandia Baru "terus membantu untuk menyediakan akses pada NSA di daerah dan negara-negara yang sulit bagi AS untuk mengaksesnya.”

Kontribusi intelijen Selandia Baru termasuk menargetkan menggunakan landasan intersepsi satelit di Waihopai dan mengakses jaringan komunikasi internal negara dari informasi rahasia di kedutaan dan konsulat negara.

GCSB dan kantor Perdana Menteri Selandia Baru John Key menolak mengomentari dokumen terbaru ini.

GCSB dilarang memata-matai warga Selandia Baru sendiri, kecuali mendapat otorisasi dari lembaga berwenang lain, namun tidak memiliki batasan hukum dalam hal kegiatan negara asing. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER