Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak terungkapnya identitas salah satu algojo ISIS Mohammed Emwazi alias Jihadi John, kontroversi terus bergulir.
Dua pertanyaan yang terus mengemuka adalah apakah pria yang kerap muncul dalam video pemenggalan ISIS dengan logat British kental ini ditekan oleh pemerintah sehingga mengikuti kelompok radikal itu, atau Emwazi memang sudah memilih jalur militan sejak awal.
Dilansir CNN, Senin (2/3), tim advokasi Emwazi, CAGE, akhirnya menguak serpihan fakta yang bisa menjadi petunjuk. Dalam beberapa surat elektronik yang dilayangkan kepada CAGE, tersirat kegelisahan Emwazi ketika rencananya untuk mengarungi kehidupan baru dihalangi oleh aparat Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan Daily Mail yang dirujuk
CNN bahkan memperlihatkan bagaimana Emwazi menggambarkan dirinya sebagai "pria tanpa nyawa" dan hampir mengakhiri hidupnya karena dilecehkan oleh pihak berwenang Inggris.
Memohon bantuanPelecehan tersebut terungkap dalam salah satu surel, yang mengungkapkan bahwa pada 2010, pihak berwenang menahan Emwazi ketika dia akan pergi ke Kuwait dan menginvestigasinya selama berjam-jam.
"Saya katakan kepada mereka bahwa saya ingin dibiarkan sendiri, saya ingin hijrah dari Inggris dan menetap di Kuwait. Itulah mengapa saya mendapat pekerjaan dan pasangan hidup! Namun, mereka tertawa," tulis Emwazi dalam surel tertanggal 3 Juni 2010.
Melanjutkan kisahnya, Emwazi menulis, "Salah satu dari mereka mulai agresif kepada saya, dan mendorong saya ke tembok. Saya bingung, saya tidak mengerti mengapa ia melakukan itu setelah melakukan wawancara selama enam jam dan mengambil sidik jari. Saat saya menanyakan nama mereka, mereka berkata, 'Kami tidak memberitahukan nama kami.'"
Dalam tulisannya, Emwazi menggambarkan caranya diperlakukan oleh intelijen dan aparat keamanan Inggris mengingatkannya pada "seorang pelaku kriminal di televisi yang sudah melakukan kejahatan serius, tapi saya hanya seseorang yang tidak pernah dihukum atau ditahan karena apapun. Saya hanya seseorang yang ingin memulai hidup baru di negara saya di Kuwait!"
Menurut Juru Bicara CAGE, Amandla Thomas-Johnson, ini adalah pernyataan kunci Emwazi.
"Jika seseorang melakukan beberapa aksi kekerasan dalam berbagai bentuk, hukum akan digunakan untuk melawan dan menangkap mereka. Di Inggris, dia tidak pernah ditahan, diadili, atau melakukan tindak kriminal," kata Thomas-Johnson.
Melalui surel tersebut, Emwazi memohon bantuan CAGE.
"Tolong bantu saya karena saya tidak mau tinggal di Inggris. Saya sudah menemukan pekerjaan, pasangan hidup dan kehidupan baru di Kuwait. Kuwait adalah tempat asal saya, saya lahir di sana. Saya hanya ingin pergi ke sana dan memulai kembali hidup saya," tulis Emwazi.
Kendati sudah memberikan penjelasan, Emwazi tetap tidak mendapat kepercayaan.
"IPCC mengatakan bahwa tidak ada kamera di tempat (Emwazi diinterogasi), jadi kami tidak dapat melakukan banyak kecuali memberikan tanda gelap kepada para petugas. Hal ini terjadi di bayangan dan kegelapan. Jadi sangat sulit untuk melakukan verifikasi secara independen. Tidak banyak peluang untuk menuntut ganti rugi dan akuntabilitas," papar Thomas-Johnson.
Pelecehan saja tidak melahirkan terorismeDi sisi lain, beberapa analis mengatakan bahwa surel tersebut hanyalah bagian dari sebuah kisah. Menurut direktur konsultan kontra-ekstremisme CENTRI, Rashad Ali, penyidik menjadikan Emwazi target hanya karena telah mengetahui bahwa orang itu terlibat dengan kelompok teroris.
 Dalam beberapa surat elektronik yang dilayangkan Mohammed Emwazi kepada CAGE, tersirat kegelisahannya ketika niatnya ke Kuwait dihalangi aparat Inggris.(Dok. CAGE) |
"Anda tidak bisa memulai kisahnya dari bagaimana ia diperlakukan oleh petugas Inggris. Anda tentu saja tidak dapat memulai ceritanya dari penelusuran surel. Anda harus kembali ke mengapa pihak intelijen berhubungan dengannya. Ya, karena ia adalah anggota kelompok orang yang akan bergabung dengan Al-Shabaab, organisasi sangat ekstrem dan kelompok jihad yang terlibat dalam serangan terorsi parah di Somalia," tutur Ali.
Pernyataan ini sesuai dengan beberapa fakta yang terungkap dalam persidangan. Menurut laporan, Emwazi merupakan anggota kelomppok ekstremis bernama "North London Boys". Mereka menghimpun dana dan melakukan perekrutan untuk kelompok militan Al-Shabaab yang berbasis di Somalia.
The Guardian melaporkan bahwa Emwazi juga tergabung dalam sindikat teroris yang gagal melakukan serangan bom di London pada 2005. Wajah Emwazi pun sudah tak asing lagi bagi aparat Inggris sejak lebih dari lima tahun lalu.
Namun, petugas kehilangan jejaknya pada 2013. Emwazi dikabarkan telah mengganti namanya dan pergi ke Suriah.
Seorang analis yang mempelajari sistem perekrutan ISIS, Peter Neumann, mengatakan argumen yang menyatakan bahwa pelecehan yang menyebabkan Emwazi bertransformasi menjadi Jihadi John tidak dapat diterima.
"Saya pikir itu adalah klaim yang absurd. Itu bukan penyebab dari radikalisasi. Alasan intelijen melecehkan dia karena mereka mencurigai dia akan bergabung dengan Shabaab di Somalia," ucap Neumann yang menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Radikalisasi Internasional.
Ali berargumen bahwa pelecehan petugas bukan alasan terjadinya terorisme.
"Saat diganggu dan memiliki keluhan, orang tidak akan menjadi radikal dan menjadi teroris," kata Ali.
(ama/stu)