Cari Nafkah, Ibu Mesir Menyamar Jadi Lelaki Selama 43 Tahun

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 13:14 WIB
Sisa Abu Daooh menyamar menjadi lelaki selama 43 tahun demi menghidupi anak dan cucu. Kaum konservatif Mesir masih menganggap ini hal tabu.
Dalam kesehariannya, Abu Daooh mengenakan pakaian tradisional pria Mesir dan serban. (Ilustrasi/Thinkstock/moodboard)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sisa Abu Daooh baru berusia 21 tahun ketika ia hamil dan suaminya meninggal dunia. Hidup tanpa penghasilan, Abu Daooh harus membesarkan anaknya.

Dalam kebudayaan Mesir yang konservatif, perempuan tidak boleh bekerja. Demi menyambung hidup, Abu Daooh menyamar menjadi laki-laki, 43 tahun lamanya.

"Untuk melindungi diri saya dari laki-laki dan kekasaran paras mereka dan menjadi target mereka karena tradisi, saya memutuskan untuk menjadi laki-laki. Mengenakan pakaian mereka dan bekerja berdampingan dengan mereka di desa-desa lain, di mana orang tidak mengenal saya," tutur Abu Daooh seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (18/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesehariannya, Abu Daooh mengenakan jilbaab, pakaian tradisional yang longgar dan panjang dengan lengan lebar. Di kepalanya terlilit serban, penutup kepala tradisional yang sering disebut taqiyah.

Wanita berusia 64 tahun ini sudah menekuni banyak pekerjaan, beberapa di antaranya memerlukan otot yang kuat. Mulai dari menyemir sepatu, pertanian, hingga konstruksi, semua pernah ia geluti.

"Saya lebih memilih kerja berat, seperti mengangkat batu bata, kantong semen, dan membersihkan sepatu ketimbang mengemis di jalanan demi menghidupi diri sendiri dan putri saya dan anaknya," katanya.

Anaknya, Houda, dipinang oleh seorang pria yang kemudian menderita sebuah penyakit dan tak dapat bekerja. Abu Daooh akhirnya harus membanting tulang menyambung nafas keluarga anaknya.

"Ibu saya adalah satu-satunya penyokong keluarga. Setiap hari, ia bangun pukul 06.00 untuk mulai menyemir sepatu di Stasiun Luxor. Saya membawakan peralatan kerjanya karena ia sekarang sudah tua," ucap Houda.

Melihat kerja keras ini, Direktorat Solidaritas Sosial Luxor menganugerahi Abu Daooh dengan penghargaan wanita pencari nafkah.

Menurut media Mesir, Aswat Masriya, sekitar 30 pencari nafkah dalam rumah tangga Mesir adalah perempuan. Kendati demikian, kaum konservatif masih menganggap bahwa wanita bekerja adalah hal yang tabu. (stu/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER