Angka Kelahiran Anjlok, Sekolah Dasar Korsel Sepi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mar 2015 08:52 WIB
Sejumlah sekolah dasar di daerah pedesaan Korea Selatan terpaksa menutup beberapa kelas karena tak adanya siswa baru dalam tahun ajaran ini.
Dalam tahun ajaran baru 2015, sekitar 130 sekolah dasar di Korea Selatan hanya menerima satu siswa baru. (Ilustrasi/Pixabay/stokpic)
Seoul, CNN Indonesia -- Tahun ajaran baru telah dimulai di Korea Selatan, namun beberapa sekolah dasar terpaksa harus menutup sejumlah kelas mereka karena kekurangan siswa baru, seiring dengan terus menurunnya angka kelahiran di negara ginseng tersebut.

Dilaporkan Channel NewsAsia, Sekolah Dasar Baekam di pinggiran kota Seoul biasanya memiliki sekitar 200 siswa. Namun sejak dekade 1990-an, penerimaan siswa baru perlahan-lahan berkurang. Saat ini, sekolah tersebut hanya memiliki 14 siswa, dan berencana untuk menggabungkan sejumlah kelas.

"Jumlah siswa menurun dan hanya ada orang-orang tua yang mengisi desa. Ada kemungkinan sekolah ini ditutup dalam beberapa tahun ke depan. Kami telah berusaha tapi memang tak ada lagi siswa di desa," kata Lee Kwan-hyung, guru Sekolah Dasar Baekam, Channel NewsAsia, Kamis (19/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepinya siswa baru telah memengaruhi sejumlah tradisi di sekolah ini. Salah satunya, tak ada lagi upacara untuk penyambutan siswa baru, karena selama beberapa tahun bahkan tak ada siswa baru sama sekali.

Fenomena ini tidak hanya dialami oleh SD Baekam. Dari total 5.934 sekolah dasar di Korea Selatan, terdapat lebih dari 120 sekolah dasar yang tidak melaporkan siswa baru pada tahun ajaran 2015.

Sementara, sekitar 130 sekolah dasar lain mengungkapkan mereka hanya menerima satu siswa baru. Data menunjukkan, sebagian besar sekolah dasar yang kekurangan siswa baru berlokasi di daerah pedesaan.

Para ahli menyatakan fenomena ini akan dirasakan juga di sekolah-sekolah dasar di kota, seiring dengan anjloknya angka kelahiran di Korea Selatan sejak tahun 2014.

Fenomena ini ditakutkan akan berpengaruh ke prospek ekonomi Korea di masa depan.

"Populasi terus menurun dan akan menyebabkan penyusutan industri. Pada tahun 2040 diperkirakan pertumbuhan (ekonomi) bahkan tidak mencapai sebesar 1 persen," kata Kim Chang-bae, peneliti dari lembaga Korea Economic Research Institute.

Angka kelahiran Korea menyusut karena berbagai alasan. Salah satu faktor utama adalah biaya pendidikan yang makin tinggi.

Laporan memperkirakan warga Korea menghabiskan rata-rata US$280 per bulan per anak untuk biaya pribadi. Angka tersebut setara dengan hampir 7 persen dari rata-rata seluruh pendapatan rumah tangga.

Jika pemerintah Korea Selatan tak juga menemukan cara untuk meningkatkan angka kelahiran, diprediksi semakin banyak sekolah dasar yang terpaksa tutup beberapa tahun mendatang. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER