Seoul, CNN Indonesia -- Kepolisian Korea Selatan tengah meninjau apakah Korea Utara berada di balik serangan yang dilakukan seorang pria terhadap Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan, Mark Lippert. Pasalnya, sang penyerang dilaporkan sering mengunjungi negara yang terisolasi tersebut.
Dilaporkan Reuters, polisi kini juga tengah menimbang apakah sang penyerang, yang diidentifikasi bernama Kim Ki-jong, 55 tahun ini, akan didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan.
Kepala polisi distrik Jongno, Yoon Myeong-seong, juga berencana untuk mencari surat perintah penahanan resmi pada Jumat (6/3), terhadap Kim yang disebut sebagai nasionalis Korea tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoon menyatakan jika tersangka kerap mengunjungi Korea Utara sebanyak tujuh kali antara peride tahun 1999 hingga 2007.
"Kami sedang menyelidiki apakah ada hubungan antara kunjungan tersangka ke Korea Utara dan kejahatan yang dilakukan terhadap duta besar AS," kata Yoon, dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Reuters, Jumat (6/3).
Dalam kesempatan tersebut, polisi juga menyatakan bahwa pihaknya telah menggerebek rumah Kim dan kantornya pada Jumat dini hari, untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut.
Kim menyerang Lippert dengan sebiilah pisau buah pada Kamis (5/3) pagi ketika Lippert tengah berpidato dalam sebuah forum komunikasi di Seoul. Lippert kemudian dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan 80 jahitan atas luka sayatan di wajahnya.
Sebuah foto menunjukkan Lippert keluar ruangan dengan bercak darah dan menutupi luka di pipinya dengan saputangan.
Kim, yang telah diidentifikasi oleh polisi sebagai anggota kelompok pro-unifikasi Korea yang menyelenggarakan forum tersebut, menyatakan serangan itu dimaksudkan sebagai protes terhadap latihan militer bersama dengan pasukan Korea Selatan dan AS yang dimulai awal pekan ini.
Media pemerintah Korea Utara menyatakan serangan tersebut adalah "hukuman yang pantas" untuk Amerika Serikat yang "cinta perang". Melalui media milik pemeritah, KCNA, Korea Utara menyebut serangan tersebut "pisau keadilan".
Dokter di Rumah Sakit Severance Universitas Yonsei pada Jumat (6/3) menyatakan bahwa Lippert akan tetap dirawat di sana sampai awal pekan depan, sampai jahitannya dapat dilepas.
Lippert menjalani operasi pada hari Kamis (5/3) karena luka di wajahnya sepanjang 11cm di sisi kanan. Lippert juga mendapatkan luka tusukan di pergelangan tangan kirinya yang menyebabkan kerusakan saraf dan harus diperbaiki.
Dalam akun Twitternya, Lippert mengatakan akan segera kembali melanjutkan pekerjaannya untuk meningkatkan kerja sama dan kemitraan antara Amerika dan Korea Selatan.
Pemerintah Korsel mengatakan bahwa serangan ini bukan hanya menimpa Lippert, tapi mencederai persekutuan AS dan Korsel. (ama/stu)