Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang remaja Kanada berusia 17 tahun ditahan oleh aparat keamanan lantaran akan bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah, Kamis (19/3). Dilaporkan Al Arabiya, Sabtu (21/3), pemuda yang tak boleh diungkap identitasnya itu ditahan atas dua tuduhan terkait terorisme. Ia akan mendekam di balik jeruji besi hingga sidang pertamanya digelar pada 9 April.
Menanggapi penangkapan tersebut, Kepala Divisi Khusus Kepolisian Kanada Jean-Christophe de Le Rue berkata, "Kami mengucapkan selamat kepada para polisi dan agen keamanan nasional kami atas hasil kerjanya dalam kasus ini."
Selama dua tahun belakangan, setidaknya enam warga Kanada tewas di medan perang ekstremis di Irak dan Suriah. Sejak saat itu pemerintah Kanada terus menggodok hukum yang dapat melindungi negaranya dari ancaman terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Juru Bicara Kementerian Keamanan Publik Kanada Steven Blaney, penangkapan ini merupakan bukti bahwa ancaman terorisme begitu nyata.
"Penahanan remaja ini adalah salah satu contoh mengapa parlemen harus mengadopsi hukum antiterorisme tahun 2015 untuk melindungi warga Kanada dari teroris jihadis," kata Blaney.
ISIS memang melebarkan sayapnya ke berbagai negara. Bulan lalu, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan bahwa para pejuang asing ISIS yang datang ke Suriah meningkat.
Direktur Pusat Anti Teror Nasional AS Nicholas Rasmussen mengatakan bahwa lebih dari 20 ribu orang yang berasal dari 90 negara hijrah ke medan perang ISIS. Dari keseluruhan pejuang tersebut, sekitar 3.400 di antaranya datang dari negara-negara barat.
Tak hanya dari negara barat, ISIS juga mulai merekrut orang-orang dari Asia. Indonesia adalah salah satunya. Menurut data Badan Intelijen Negara (BIN), sudah ada 514 warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
(agk)