Mahasiswa Kedokteran Inggris Bantu ISIS di Suriah

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mar 2015 10:59 WIB
Sembilan mahasiswa kedokteran Inggris berangkat ke Suriah pekan lalu untuk bekerja di rumah sakit yang dikuasai oleh kelompok militan ISIS.
Pasukan keamanan Inggris memperkirakan bahwa sekitar 600 warga Inggris telah berangkat ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
London, CNN Indonesia -- Sembilan mahasiswa kedokteran Inggris berangkat ke Suriah pekan lalu untuk bekerja di rumah sakit yang dikuasai oleh kelompok militan ISIS.

Media Inggris, The Observer melaporkan pada Sabtu (21/3) bahwa kelompok mahasiswa kedokteran tersebut terdiri atas empat mahasiswi dan lima mahasiswa. Mereka berangkat dari tempat mereka belajar di Sudan, lalu ke Turki, untuk menyeberang ke Suriah.

Kelompok mahasiswa kedokteran tersebut merupakan keturunan Sudan dan diperkirakan berusia belasan dan 20-an tahun, namun dibesarkan di Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media Inggris lainnya, The Guardian melaporkan politisi oposisi Turki, Mehmet Ali Ediboglu, mencoba membujuk para mahasiswa tersebut untuk kembali.

Hingga berita ini ditulis, Kantor Luar Negeri Inggris belum bersedia memberikan komentar.

Selama kurang lebih setahun menyebarkan teror, kelompok militan ISIS berupaya untuk membentuk sebuah khalifah atau negara Islam di Irak dan Suriah dengan merekruit ribuan pendukung dari Eropa dan negara lain.

Pasukan keamanan Inggris memperkirakan bahwa sekitar 600 warga Inggris telah berangkat ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS. Data tersebut sudah termasuk Mohammed Emwazi, atau yang lebih dikenal dengan nama Jihadi John, sang penjagal yang sering muncul di video eksekusi ISIS. 

Selain jihadi John,  tiga gadis Inggris, yang diidentifikasi bernama Amira Abase, Shamima Begum, dan Kadiza Sultana, juga telah berangkat ke Suriah dari Turki untuk bergabung dengan ISIS, pada Februari lalu.

Abase, Begum dan Sultana diduga dibantu oleh seorang mata-mata yang bekerja untuk negara yang bergabung dengan koalisi serangan udara pimpinan AS untukmemasuki Suriah.

Tiga gadis ini telihat dalam rekaman CCTV berada di stasiun bus Bayrampasa di Istanbul, sebelum melakukan perjalanan ke Sanlifurfa, kota perbatasan yang hanya berjarak 50 km ari wilayah Suriah yang dikuasai oleh militan ISIS. 


Sebelum kabur dari rumah, mereka menjalin komunikasi dengan seorang perempuan Inggris yang dipercaya merupakan perekrut ISIS, Aqsa Mahmood, melalui media sosial.

Awal pekan lalu, ramai diberitakan bahwa tiga gadis ini dipekirakan telah berada di Raqqa, ibu kota ISIS di Suriah dan berada di bawah perlindungan Mahmood.

Saat ini, polisi dan keluarga tengah membujuk ketiganya untuk pulang ke Inggris, salah satunya dengan berjanji tidak akan mengenakan dakwaan terorisme kepada mereka.

Menurut aparat hukum Inggris, pada 2014 lalu ada 22 perempuan hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sebanyak 18 di antaranya berusia di bawah 20 tahun.
(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER