Mengaku Di-follow Obama, Perempuan AS Dianggap Sakit Jiwa

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 12:22 WIB
Kam Brock mengaku akun Twitter pribadinya diikuti oleh Obama. Pihak kepolisian memasukkan Brock ke rumah sakit jiwa karena mengganggap Brock sakit jiwa.
Kam Brock dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa Harlem lantaran mengaku bahwa Presiden AS, Barrack Obama, mengikuti alias mem-follow akun Twitter pribadinya. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan asal Long Island, Amerika Serikat, bernama Kam Brock dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa Harlem lantaran mengaku bahwa Presiden AS, Barrack Obama, mengikuti alias mem-follow akun Twitter pribadinya. Menurut Kepolisian New York, penahanan tersebut perlu dilakukan sebab Brock memiliki gangguan jiwa.

Seperti dilansir Sputnik, Selasa (24/3), kasus ini bermula ketika Kepolisian New York menyita mobil Brock pada September lalu karena berkendara dalam pengaruh ganja. Dalam proses investigasi, Brock mengaku tidak mabuk, hanya sedang emosional.

Brock juga menekankan bahwa ia tidak memiliki gangguan mental. Alih-alih dibebaskan, Brock malah dikirim ke rumah sakit jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah Sakit Harlem telah menyiapkan rencana pengobatan bagi Brock. Mereka ingin membuat Brock memahami, "pentingnya edukasi dalam pekerjaan dan membuatnya mengaku bahwa Obama tidak mengikutinya di Twitter."

Dalam kolom "kelemahan pasien" di dokumen rumah sakit, Brock disebut tidak dapat membedakan kenyataan dan bukan.

Brock akhirnya menjalani perawatan dengan pengobatan berupa pemberian suntikan penenang dan lithium, obat penyeimbang perasaan bagi orang dengan mental bipolar, selama delapan hari.

Namun, Brock tetap berkeras bahwa ia bukanlah orang yang memiliki gangguan mental.

"Saya berkata (kepada dokter) bahwa Obama mem-follow saya di Twitter untuk menunjukkan tipe orang seperti apa saya ini. Saya adalah orang yang baik, orang yang positif. Obama mengikuti orang yang positif," ungkap Brock.

Seberapa keras Brock berusaha membela diri, dokter tetap memperlakukan ia layaknya pasien penyakit jiwa.

"Hal selanjutnya yang Anda ketahui, polisi memegang saya, doktor menusukkan jarum suntik dan saya tidak sadarkan diri. Saya bangun dan mendapati bahwa mereka melucuti pakaian dalam saya dan keluar lagi. Saya bangun keesokan harinya dengan pakaian rumah sakit," tutur Brock.

Kini, Brock dibebaskan tanpa diberi tahu alasannya. Brock hanya diwajibkan membayar US$13 ribu atau setara Rp 169 juta.

Sampai saat ini, pihak rumah sakit dan kepolisian menolak untuk memberikan keterangan.

Hingga berita ini diturunkan, @BarrackObama mengikuti 644 ribu akun Twitter lainnya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER