Bedford, CNN Indonesia -- Upaya penyelundupan narkoba, telepon genggam, dan senjata ke sebuah penjara Inggris gagal lantaran pesawat nirawak atau
drone yang membawanya menabrak tembok.
Diberitakan RT News, Selasa (23/3), fakta ini terkuak ketika staf Penjara Bedford menemukan drone tersebut terperangkap dalam kawat duri. Ini adalah kali pertama drone digunakan untuk menyelundupkan narkoba ke penjara di Inggris.
Akibat kejadian ini, seluruh lembaga pemasyarakatan di Inggris waspada atas upaya peniruan aksi penyelundupan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami disuruh melaporkan bahwa drone kecil ditemukan bersama sebuah paket dalam jaring di atas dinding perimeter di Penjara Bedford pukul 23.30 pada 6 Maret," papar Juru Bicara Kepolisian Bedford.
Menurut juru bicara ini, kini pihak kepolisian juga tengah melakukan investigasi terkait insiden penyelundupan tersebut.
"Alat dan konten paket tersebut kini sedang diteliti dan investigasi untuk mengidentifikasi pelakunya juga sedang berjalan. Kami bekerja sama dengan pihak penjara dalam menginvestigasi insiden ini," katanya.
Penjara Bedford sendiri merupakan lembaga pemasyarakatan bagi tahanan yang tidak terlalu berbahaya, tapi para penghuni juga tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Sel tahanan dalam Penjara Bedford dapat menampung 506 narapidana. Menurut laporan Inspektorat Penjara, adanya upaya penyelundupan ini adalah ancaman serius bagi staf.
Drone DJI Phantom 2 seharga 900 Pound Sterling atau setara Rp17,5 juta ini ditengarai diterbangkan menuju salah satu jendela sel tahanan. Dari sana, para narapidana dapat menjangkau drone dan mengambil paket selundupan tersebut.
Menanggapi upaya penyelundupan ini, para pecinta drone melontarkan komentar miring.
"Sangat bodoh mencoba menyelundupkan barang ke penjara. Drone bersuara seperti sekelompok lebah dan memiliki lampu sorot sehingga akan menarik perhatian. Anda harus memiliki keahlian khusus untuk melewati semuanya dan orang-orang ini nampaknya tidak punya (keahlian itu)," kata anggota Asosiasi Pesawat dengan Sistem Kendali, Adam Bailey.
Selama beberapa pekan belakangan, penggunaan drone memang sedang menjadi kontroversi. Seorang pria bernama Nigel Wilson diadili atas 17 tuduhan karena menerbangkan drone di atas tempat penting London, seperti stadion, Buckingham Palace, bahkan Gedung Parlemen.
Merujuk pada salah satu gugatan, Wilson gagal memantau drone ketika melintasi Sungai Thames pada September lalu sehingga membahayakan pelayaran kapal HMS Belfast.
Ketika ia menerbangkan drone di atas Istana Westminster, Wilson gagal mengendalikan pesawat nirawaknya sehingga hampir menabrak Gedung Parlemen dan Istana Buckingham.
Namun, seorang pengacara perusahaan drone, Peter Lee, mengingatkan pengadilan untuk berhati-hati dalam menindak kasus ini. Pasalnya, sebelumnya sudah banyak peringatan mengenai penggunaan drone secara ilegal.
"Majelis Tinggi baru-baru ini mengatakan bahwa mereka memprediksi bahwa ribuan pekerjaan telah tercipta dari industri drone di Inggris dan sudah ada ratusan pilot profesional yang memiliki penghidupan yang layak dari sana. Sikap tidak bertanggung jawab ini akan membawa dampak besar jika tidak dialamatkan dengan benar," katanya.
(stu/stu)