GERMANWINGS JATUH

Sebanyak 16 Siswa Jerman Jadi Korban Pesawat Germanwings

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 07:03 WIB
Sebanyak 16 siswa turut menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Germanwings di kaki Gunung Alpen dalam perjalan dari Barcelona menuju Duesseldorf.
Sebanyak 144 penumpang dan enam awak pesawat Germanwings rute Barcelona- Duesseldorf diperkirakan tidak selamat. (Reuters/Wolfgang Rattay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tangis duka para siswa dan guru di sekolah tinggi Joseph-Koenig-Gymnasium seketika pecah mengetahui pesawat Germanwings yang ditumpangi 16 siswa kelas 10 jatuh di Perancis dalam perjalanan kembali ke Duesseldorf, pada Selasa (24/3).

Para siswa tengah dalam perjalanan pulang setelah mengikuti program pertukaran pelajar di Spanyol selama sepekan di Institut Giola di Llinars del Valles, dekat Barcelona.

Program ini merupakan kunjungan balasan setelah 12 siswa Spanyol bertandang ke sekolah mereka pada Desember lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah program pertukaran bahasa Spanyol dan mereka pulang setelah menghabiskan waktu yang mungkin paling indah dalam hidup mereka," kata Sylvia Loehrmann, Menteri Pendidikan untuk negara bagian North Rhine-Westphalia Utara, dikutip dari Reuters, Rabu (25/3).

"Ini sangat tragis, begitu sedih, begitu tak terduga," kata Loehrmann.

Pesawat Germanwings tipe Airbus A320 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Lufthansa jatuh di ketinggian 2.000 meter di kaki Gunung Alpen, Perancis, dalam perjalanan dari Barcelona, Spanyol, menuju Duesseldorf, Jerman, pada Selasa (24/3).

Sebanyak 144 penumpang dan enam awak diperkirakan tidak selamat dari bencana tersebut. Sebagian besar dari 16 siswa yang menjadi korban berusia sekitar 15 tahun.

Walikota Haltern am See, Bodo Klimpel menyatakan bahwa berita hilangnya pesawat sekitar pukul 11.30 menyebar dengan cepat dalam sekolah. Seketika, siswa berupaya mencari tahu pemberitaan tentang pesawat tersebut demi mengetahui nasib 16 teman sekelas mereka.

"Dan kemudian ketika pesawat tidak mendarat dan mereka tidak dapat melakukan kontak dengan teman sekelas mereka melalui telepon seluler, saat itulah mereka tahu hal yang terburuk telah terjadi,"kata sang walikota, yang tak mampu menahan isak tangis, dalam sebuah konferensi pers.

"Para siswa kemudian diberitahu bahwa kemungkinan besar pesawat tersebut tidak akan mendarat di Duesseldorf. Kelas pun kemudian dibubarkan untuk sementara," kata Klimpel.

Para siswa kemudian dipulangkan dari sekolah, namun sebagian besar kembali ke sekolah pada sore hari dengan dirundung rasa duka. Mereka membawa lilin dan berlinang air mata, serta berkumpul dengan sesama teman sekelas mereka.

"Ini hari paling gelap dalam sejarah kota ini. Kami sangat terkejut. Ini hal terburuk yang pernah dibayangkan," kata Klimpel, sembari menambahkan bahwa sejumlah orang tua siswa juga turut berada berada di sekolah, sementara beberapa lainnya mencari kabar ke bandara.

Klimpel menjelaskan bahwa sekolah tersebut akan kembali dibuka pada Rabu (25/3), meskipun kelas tak akan berjalan sepenuhnya.

"Ini akan menjadi kesempatan bagi para siswa untuk membicarakan kejadian nahas yang telah terjadi," kata Klimpel.

Sekolah tinggi Joseph-Koenig-Gymnasium terletak di Kota Haltern am See yang berjarak sekitar 30 km di utara Kota Dortmund dan Gelsenkirchen, atau 50 km sebelah utara Kota Dusseldorf.

Gereja Sixtus dan beberapa gereja lain yang berada di sekitar sekolah membuka pintu bagi para siswa, guru dan warga setempat untuk berkabung.

Sejumlah bendera Jerman terlihat dikibarkan setengah tiang sebagai tanda duka di kota berpenduduk 37 ribu jiwa tersebut.

Marti Pujol, Walikota linars del Valles di Spanyol memaparkan bahwa pertukaran pelajar tersebut telah diselenggarakan selama beberapa tahun di sejumlah kota di Jerman, termasuk di Dusseldorf, Cologne dan Hamburg.

Dalam program tersebut, siswa Spanyol menghabiskan waktu selama sepekan pada bulan Desember untuk belajar dan tinggal bersama siswa dan keluarga di Haltern am See.

"Seluruh desa bingung. Para keluarga sudah saling kenal... Mereka bahkan mungkin mengantarkan mereka berangkat pagi ini sekitar pukul 6," kata Pujol yang memimpin kota berpenduduk 9.000 jiwa ini. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER