Jakarta, CNN Indonesia -- Data transmitter responder yang ditelusuri pasca jatuhnya pesawat Germanwings di lereng Gunung Alpen menunjukkan bahwa pesawat nahas tersebut diprogram untuk menukik tajam dari ketinggian 38.000 kaki menuju ketinggian 100 kaki.
Data yang diungkapkan oleh situs Flightradar 24, sebuah situs yang melacak data penerbangan ini menunjukkan bahwa seseorang yang berada di kokpit telah mengatur fitur autopilot pesawat tipe Airbus A320 itu sehingga membenturkan diri ke kaki Gunung Alpen.
Penyidikan terhadap kotak hitam yang mengungkapkan pembicaraan antara pilot dan kopilot selama 30 menit mengindikasikan bahwa hanya ada seorang kopilot yang berada di dalam kokpit ketika pesawat menukik tajam menjelang kecelakaan maut tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara sang kapten pilot terkunci di luar kokpit ketika kembali dari toilet. Beberapa saat, sang pilot mencoba masuk namun pintu kokpit tak juga terbuka.
Sepuluh menit terakhir dari rekaman kotak hitam, terdengar pilot menggedor pintu kokpit untuk bisa masuk.
Tidak ada kalimat apapun dari kopilot di akhir rekaman, hanya desahan nafasnya yang tenang, menandakan dia masih sadar hingga akhir.Indikasi yang beredar, kopilot Andreas Lubitz sengaja menabrakkan pesawat itu ke lereng gunung Alpen, menewaskan 150 orang di dalamnya.
Dilaporkan CNN, hingga saat ini, penyidik masih menelusuri motif kopilot Andreas Lubitz untuk menabrakkan pesawat ke Gunung Alpen. Polisi kini menggeledah rumah kopilot Lubitz untuk mencoba menemukan motif dari aksinya tersebut.
Dugaan yang beredar memperkirakan Lubitz berupaya bunuh diri, namun motif ini pun belum dapat dipastikan oleh penyidik.
Kopilot Lubitz merupakan pria 28 tahun berkewarganeraan Jerman yang dinyatakan "fit to fly" atau dalam kondisi sehat untuk menerbangkan pesawat rute Barcelona-Dusseldorf tersebut.
Pria yang mempunyai nama lengkap Andreas Gunter Lubitz ini tinggal di Montabaur, distrik kecil bernama Westerwaldkreis, Jerman. Sebagai kopilot, Lubitz mempunyai pengalaman terbang hingga 630 jam.
Saat konferensi pers, CEO Lufthansa Carsten Sphor menjelaskan bahwa Lubitz pernah istirahat selama tiga bulan ketika mengikuti pelatihan enam tahun yang lalu. Tetapi itu tak memengaruhi sama sekali performanya selama ini.
"Performa dia nyaris tanpa cela dan masalah," kata Sphor dikutip dari CNN, Kamis (26/3).
"Di perusahaan seperti kami, kami secara rutin melakukan pengecekan psikologis dan kesehatan setidaknya sekali dalam setahun," tambah Sphor.
Lubitz sendiri bergabung maskapai Germanwings segera setelah menyelesaikan pelatihan di bulan September 2013.
Pesawat Germanwings jatuh di kaki Gunung Alpen pada
Selasa (24/3) dalam penerbangan dari Spanyol menuju Jerman. Berdasarkan data manifes penerbangan, terdapat 144 penumpang, dua pilot dan empat awak kabin dalam pesawat nahas tersebut.
Para penumpang terdiri atas 67 warga Jerman dan 45 warga Spanyol. Terdapat dua bayi dan 16 siswa sekolah tinggi Jerman dalam pesawat tersebut.
CNN juga melaporkan terdapat warga negara Jepang, Kolombia, Australia, Argentina, Belanda, meski jumlahnya masih belum bisa dipastikan. Pejabat Perancis menyatakan tidak ada harapan untuk menemukan korban selamat dari kecelakaan pesawat tersebut.
Tim penyelamat masih sulit mengevakuasi jenazah 150 penumpang dan kru pesawat yang terserak hingga ratusan meter. Selain cuaca buruk, lereng yang curam serta tempat yang sulit dijangkau menyulitkan proses evakuasi.
(ama)