Presiden Suriah Akan Berdialog dengan AS?

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2015 09:47 WIB
Demi mengakhiri konflik di negaranya, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, membuka kemungkinan untuk menjalin dialog dengan Amerika Serikat.
Bashar al-Assad membuka kemungkinan dialog dengan AS selama tidak merongrong kedaulatan Suriah. (Reuters/SANA/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mengakhiri konflik di negaranya, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, membuka kemungkinan untuk menjalin dialog dengan Amerika Serikat.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (26/3), komentar ini terlontar sebagai tanggapan dari pernyataan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang mengatakan bahwa Washington akan bernegosiasi dengan pemimpin Suriah untuk mengakhiri konflik di sana.

Assad lantas memberikan menanggapi pernyataan Kerry tersebut dalam sebuah sesi tanya jawab Program "60 Minutes" yang disiarkan oleh CBS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada prinsipnya, di Suriah kami bisa mengatakan bahwa semua dialog adalah hal yang positif dan kami akan terbuka untuk berdialog dengan siapapun, termasuk Amerika Serikat, dengan landasan saling menghormati," ujar Assad.

Namun, Assad mengaku bahwa hingga saat ini belum ada komunikasi langsung antara AS dan Suriah.

"Semua dialog sangat mungkin, seperti yang saya katakan, secara prinsip, tentu saja, tanpa menekan kedaulatan Suriah," katanya.

Kendati demikian, sebelumnya pemerintah AS memberikan klarifikasi mengenai pernyataan Kerry. Menurut seorang pejabat anonim, AS mau melakukan negosiasi politik terkait perang sipil di Suriah, tapi bukan dengan Assad.

Kementerian Luar Negeri AS kemudian menerangkan bahwa Kerry tidak merujuk langsung kepada Assad. Mereka memastikan bahwa Washington tidak akan pernah berunding dengan Assad.

AS sekali lagi menekankan bahwa prioritas utama mereka di Suriah adalah untuk menggempur kelompok militan ISIS yang juga sudah mengambil alih sebagian wilayah Irak.

Perang saudara di Suriah dimulai ketika protes damai menuntut mundurnya Assad bersamaan dengan munculnya Arab Spring di kawasan Timur Tengah. Namun Assad merespon protes itu dengan sangat keras, menyebabkan munculnya banyak faksi di kelompok oposisi pemberontak--yang dipercaya didukung oleh AS dan negara Barat--sekaligus kelompok-kelompok militan seperti ISIS dan Front Nusra. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER