Jakarta, CNN Indonesia -- Momen-momen terakhir sebelum pesawat Germanwings menabrak Gunung Alpen pada Selasa (24/3), menurut pejabat berwenang Perancis, sangat mengerikan.
Kapten terkunci di luar, tak bisa masuk ke kokpit. Kopilot dengan sengaja menurunkan ketinggian pesawat dan tidak membuka pintu. Para penumpang tak mengetahui apa yang terjadi hingga beberapa saat sebelum pesawat nahas itu hancur berkeping-keping. Kopilot diam, nafasnya terdengar tenang saat Airbus A320 itu menghantam lereng Alpen.
Tindakan kopilot Andreas Lubitz “sengaja untuk menghancurkan pesawat”, kata Jaksa Marseille, Brice Robin pada Kamis (26/3). Beberapa menyebut Lubitz melakukan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang paling terkenal adalah insiden pada 1999, menimpa maskapai EgyptAir dengan nomor penerbangan 990. Pesawat jet 767 dengan rute New York City menuju Kairo. Pesawat itu menukik tajam sejauh 14 ribu kaki dalam 36 detik, lalu menghantam laut Massachusetts.
Penyelidikan dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan bahwa setelah kapten keluar kokpit, kopilot terdengar mengatakan “Saya berserah pada Tuhan” lalu menarik tuas dan mulai menurunkan ketinggian dengan cepat.
Para penyelidik menemukan bahwa pilot meninggalkan kokpit dan kecelakaan itu disebabkan oleh kopilot. Para penyelidik tak bisa memastikan mengapa kopilot menurunkan pesawat, namun tindakan itu dipercaya sebagai aksi bunuh diri. Pihak berwenang Mesir membantah tuduhan itu, dan menyalahkan kerusakan teknis.
Terdapat 202 penumpang dan 15 orang kru tewas saat pesawat jatuh ke lautan.
NTSB mengatakan kopilot yang bertanggung jawab, namun tak bisa memastikan alasan mengapa ia melakukannya. SilkAir dengan nomor penerbangan 185 dalam perjalanan kembali dari Jakarta menuju Singapura ketika tiba-tiba menurunkan ketinggian dengan tajam dari 35 ribu kaki lalu jatuh, membunuh 104 orang di dalamnya.
Indikasi awal adalah bahwa pilot melakukan bunuh diri, dan laporan final dari pemerintah Indonesia mengatakan bahwa penyebab kecelakaan tak diketahui.
Namun NTSB mempublikasikan laporan tersendiri, yang menyatakan bahwa pilot memang dengan sengaja menyebabkan kecelakaan.
“Tak ada persoalan terkait dengan kerusakan atau kegagalan mekanik yang menyebabkan atau berkontribusi pada kecelakaan.”
Menurut CNN, NTSB sangat jarang melakukan perbedaan pendapat dengan investigasi yang dilakukan oleh badan lain, dan laporan itu menunjukkan perbedaan yang sangat mendasar dengan laporan dari otoritas Indonesia. Sebanyak 27 penumpang dan enam awak kabin tewas saat pesawat dengan rute Maputo, Mozambik menuju Anogola itu jatuh di taman bermain Bwabwata di timur laut Namibia.
Pesawat mulai kehilangan ketinggian pada 38 ribu kaki dan menukik tajam.
Insiden terjadi setelah kopilot meninggalkan kokpit untuk ke toilet. Kapten lalu secara manual memindahkan setting pesawat untuk menurunkan ketinggian.
Menurut ASN, rekaman kokpit mengungkapkan suara seseorang berusaha mendobrak pintu kokpit. Namun hingga kini, apa yang melatarbelakangi tindakan kapten tidak diketahui. Insiden ini bukan terjadi pada pesawat komersil.
Menurut ASN, seorang pilot Air Bostwana yang diskors karena alasan medis, naik ke pesawat dan lepas landas. Saat sudah di udara, ia membuat beberapa tuntuan, termasuk untuk berbicara dengan Presiden.
Meski negosiasi dilakukan, pilot menyatakan bahwa ia akan menabrakkan pesawat itu ke pesawat lain yang sedang parkir di bandara. Ia lalu melakukannya, namun ia juga menjadi satu-satunya korban tewas dalam insiden itu. Membawa 40 penumpang dan empat kru, Royal Air Maroc dengan nomor penerbangan 630 terbang dari Agadir menuju Casablanca, Maroko. Sekitar 10 menit setelah lepas landas, menurut ASN, pesawat kehilangan kendali dan menabrak pegunungan Atlas.
Pilot dilaporkan mencabut fungsi autopilot dan menerbangkan pesawat ke arah pegunungan dengan sengaja. Namun Serikat Pilot Maroko membantah bahwa pilot pesawat nahas itu melakukan aksinya dengan sengaja.