Dusseldorf, CNN Indonesia -- Kopilot Germanwings Andreas Lubitz yang menabrakkan pesawat ke lereng pegunungan Alpen dan menewaskan 150 orang di dalamnya diduga sengaja menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Hal ini terbukti dari hasil penggeledahan tim penyidik ke kediamannya di Dusseldorf, Jerman.
Dalam penggeledahan tersebut, dikutip CNN, penyidik menemukan robekan surat keterangan rumah sakit di dalam tong sampah apartemennya. Surat itu merupakan keterangan dokter bahwa pria 28 tahun itu "tidak sehat untuk bekerja."
Menurut penyidik Christoph Kumpa pada Jumat (27/3) surat itu dalam keadaan robek. Isi surat sesuai dengan dugaan penyidik, bahwa Lubitz mengalami masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan diketahui kopilot yang memiliki pengalaman terbang selama 630 jam itu menyembunyikan ihwal perawatan yang dijalaninya. Rumah Sakit Universitas Dusseldorf mengatakan bahwa Lubitz pernah menjalani perawatan pada Februari dan terakhir pada 10 Maret, 17 hari sebelum insiden terjadi.
Berdasarkan hukum rahasia catatan medis pasien di Jerman rumah sakit menolak memberikan rincian soal penyakit apa yang diderita Lubitz. Namun dokter mengatakan bahwa Lubitz tidak tengah menjalani perawatan akibat depresi seperti yang selama ini diberitakan.
Penyidik masih terus menelusuri dan melakukan wawancara dengan beberapa orang sebelum memastikan apa yang dialami Lubitz.
Dalam apartemennya, mereka tidak menemukan surat wasiat atau pesan-pesan terakhir apapun. Namun penemuan surat sakit yang terobek ini menyiratkan bahwa Lubitz berusaha menutupi penyakitnya dari pihak maskapai.
Sebelumnya pada penyelidikan kotak hitam, Lubitz diketahui mengunci kapten Patrick Sondenheimer dan membuat pesawat menukik jatuh. Dalam rekaman tidak terdengar suara apapun pada 10 menit terakhir, hanya desahan nafas dan tangisan Lubitz sebelum akhirnya pesawat hancur berkeping-keping.
Insiden ini memicu kembali wacana soal pentingnya pemeriksaan psikologis pilot dan kru pesawat lainnya dalam sebuah maskapai.
Martin Riecken, juru bicara Lufthansa, perusahaan pemilik Germanwings, mengatakan bahwa pilot-pilot mereka memang diperiksa setidaknya setahun sekali oleh dokter. Namun seperti kebanyakan maskapai, pemeriksaan hanya untuk kesiapan fisik sementara kesehatan mental tidak diperiksa oleh dokter.
Pemeriksaan mental hanya dilakukan melalui kuesioner yang diisi dan ditandantangani pilot.
(den/den)