Berlin, CNN Indonesia -- Kopilot yang diduga dengan sengaja menjatuhkan pesawat Germanwings mengatakan kepada pacarnya bahwa dia berencana melakukan tindakan spektakular sehingga “semua orang tahu nama saya”.
Klaim ini dimuat di koran
Bild pada Sabtu (28/3) dalam wawancara dengan seorang wanita yang mengatakan berpacaran dengan Andreas Lubitz pada 2014.
Para penyelidik Perancis mengatakan bahwa Lubitz dengan sengaja mengunci ruang kendali pesawat Germanwings dan menjatuhkan pesawat itu di pegunungan Alpen Perancis sehingga 150 orang dalam pesawat itu tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ketika saya mendengar kecelakaan itu, saya ingat kalimat…dia mengatakan: ‘Satu hari nanti saya akan melakukan sesuatu yang akan mengubah sistemnya, dan semua orang akan tahu dan ingat nama saya’,” ujar wanita yang diidentifikasi sebagai seorang pramugari bernama Maria W.
“Saat itu saya tidak tahu maksudnya, tetapi sekarang sudah jelas,” katanya. “Dia melakukan itu karena dia sadar akibat kondisi kesehatannya dia tidak bisa mewujudkan impian bekerja di Lufthansa, atau menjadi pilot, dan juga menjadi pilot penerbangan jarak jauh.”
“Dia tidak pernah membicarakan penyakitnya, hanya bahwa dia menjalani pengobatan psikiatris,” ujarnya kepada koran itu dan menambahkan dia memutuskan hubungan asmaranya karena dia takut dengan Lubitz.
“Dia sering tiba-tiba panik ketika kami mengobrol dan meneriaki saya,” ujarnya. “Di malam hari dia sering terbangun sambil berteriak ‘kita akan jatuh’ karena dia mimpi buruk. Dia sangat mahir menyembunyikan pikirannya.”
Pramugari ini juga mengatakan kepada Bild: “Kami berbicara banyak soal pekerjaan, dan dia menjadi orang yang berbeda. Dia marah dengan situasi kerja : gaji terlalu kecil, takut diputus kontrak, terlalu banyak tekanan.”
Seorang juru bicara Lufthansa menolak memberi komentar. Perusahaan itu dan anak perusahaannya Germanwings memasang iklan satu halaman penuh di sejumlah harian besar Jerman dan Perancis pada Sabtu, untuk menyampaikan “duka mendalam”.
Lufthansa dan Germanwings menyatakan bela sungkawa pada teman dan keluarga penumpang dan awak, serta berterimakasih pada ribuan orang di Perancis, Spanyol dan Jerman yang telah membantu sejak kecelakaan ini terjadi.
Para pejabat Jerman mengatakan upacara mengenang korban akan dilaksanakan pada 17 April di Katedral Koeln dan dihadiri oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pejabat senior negara lain seperti Perancis dan Spanyol.
“Gejala Stress Tinggi”Pada Jumat (27/3) pihak berwenang Jerman mengatakan telah menemukan sobekan surat sakit yang menyebutkan bahwa kopilot ini menderita penyakit yang mewajibkannya tidak terbang di hari tragedi itu.
Germanwings mengatakan Lubitz tidak menyerahkan surat sakit itu.
Koran Jerman
Welt am Sonntag mengutip seorang penyelidik senior yang mengatakan kopilot berusia 27 tahun itu “dirawat oleh beberapa ahli syaraf dan psikiater”, dan menambahkan sejumlah obat ditemukan di tempat tinggalnya di Duesseldorf.
Polisi juga menemukan catatan pribadi yang memperlihatkan bahwa Lubitz menderita “gejala stress tinggi yang parah”, katanya.
Harian
New York Times mengutip para pejabat yang menyebutkan bahwa Lubitz juga berusaha mendapat pengobatan atas masalah penglihatan yang bisa berdampak pada kemampuannya untuk menjadi pilot.
Jaksa penuntut Jerman dan juru bicara polisi Jerman menolak untuk berkomentar atas laporan-laporan media itu, dan mengatakan tidak akan ada pernyataan resmi terkait kasus ini sebelum hari Senin.
 Pesawat milik Germanwings jatuh di pegunungan Alpen Perancis menewaskan 150 orang penumpang dan awak. (Reuters TV/BFM) |
Para penyelidik berhasil menemukan rekaman suara ruang kendali pesawat dari salah satu “kotak hitam” pesawat, dimana rekaman itu mengindikasikan Lubitz mengunci dirinya dalam ruang kendali sementara pilot utama berusaha keras untuk masuk, dan Lubitz menjatuhkan pesawat tersebut.
Seorang penyelidik Perancis mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengesampingkan penyebab lain kecelakaan itu.
“Memang ada skenario yang diketahui oleh media dan kami memusatkan perhatian pada hal itu,” ujar Jenderal Jean-Pierre Michel, penyelidik Perancis.
“Tetapi saat ini kami tidak berhak mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain, seperti kemungkinan mekanis, saat ini kami belum menemukan bukti bahwa pesawat itu tidak mengalami gangguan (mekanis),” ujarnya sambil merujuk bahwa kotak hitam kedua yang berisi rekaman penerbangan masih belum ditemukan.
(yns)