Lausanne, CNN Indonesia -- Iran dan enam negara adidaya berusaha mendobrak kebuntuan dalam perundingan nuklir, tetapi para pejabat memperingatakan upaya mencapai kesepakatan awal sebelum tenggat waktu dua hari mendatang masih bisa gagal.
Kedua pihak mengkaji kompromi di bidang seperti jumlah sentrifugal yang digunakan untuk mengayakan uranium yang bisa digunakan oleh Iran, dan program pengayaan uranium untuk penelitian medis.
Tetapi, Israel, yang merasa terancam dengan kemungkinan Iran memiliki senjata nuklir, mengatakan rincian kerangka kerja kesepakatan dalam perundingan di Lausanne ini bisa lebih buruk dari yang dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keenam negara adidaya, Inggris, AS, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, menginginkan setidaknya 10 tahun penghentian program nuklir paling sensitif Iran.
Tehran yang membantah mencoba mengembangkan kemampuan membuat senjata nuklir, menuntut sanksi internasional dicabut.
Namun, para pejabat memperingatkan masih banyak ketidaksepakatan dalam beberapa bidang pada perundingan di Lausanne yang berlangsung Minggu (29/3) ini.
Akan tetapi mereka mengatakan dalam beberapa bari belakangan kedua kubu semakin hampir mencapai kata sepakat terkait kesepakatan awal yang bisa diringkas dalam dokumen beberapa halaman atau tidak diumumkan sama sekali.
Sejumlah pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa Tehran memperlihatkan kemauan mengurangi jumlah sentrifugal hingga kurang dari 6.000, sehingga program nuklirnya menjadi lambat, dan mengirim sebagian besar pasok uranium yang telah diperkaya ke Rusia untuk disimpan.
Dilain pihak, negara-negara adidaya sedang mempertimbangkan ide mengijinkan Iran melakukan program terkait pengayaan uranium yang terbatas dan diawasi dengan ketat untuk tujuan medis, di satu fasilitas bawah tanah.
Iran sebelumnya bersikeras mempertahankan pengoperasian hampir 10 ribu sentrifugal yang saat ini dipakai, tetapi pada November negara ini mengatakan bahwa Washington mengindikasikan siap menerima sekitar 6.000 sentrifugal. Para pejabat Iran mengatakan ingin mendapatkan 6.500-7.000 sentrifugal.
Seluruh bagian dari kesepakatan nuklir ini berhubungan satu sama lain. “Seluruhnya masih bisa gagal”, ujar seorang pejabat Barat kepada Reuters dan menambahkan bahwa perundingan bisa berjalan hingga Selasa yang merupakan tenggat waktu yang ditetapkan oleh semua pihak yang berunding tersebut.
Wakil Menlu Iran Abbas Araqchi juga mengatakan hasil perundingan ini belum pasti. “Semua pihak bekerja keras memecahkan masalah-masalah yang belum diselesaikan tetapi masih banyak yang harus diselesaikan,” ujarnya kepada wartawan.
Masalah yang paling mengganjal adalah tuntutan Iran agar bisa meneruskan penelitian sentrifugal generasi baru yang lebih canggih.
Mesin-mesin ini bisa memurnikan uranium dalam waktu lebih cepat dan jumlah yang banyak untuk pembangkit tenaga nuklir sangat besar, atau jika terus diperkaya, untuk senjata.
Masalah lain adalah kecepatan penarikan sanksi PBB terhadap Iran. Seorang pejabat senior AS mengatakan ada juga pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab dalam sejumlah masalah lain, tetapi semua akan bisa diatasi jika masalah-masalah besarnya bisa dipecahkan.
Pejabat AS ini menambahkan bahwa para juru rinding bekerja untuk menyusun hasil yang disebut “pengertian” bukannya kesepakatan resmi.
Kesepakatan itu akan menjadi dasar bagi kesepakatan yang lebih lengkap, yang meliputi rincian teknis, yang harus dicapai pada 30 Juni.
Keenam negara adidaya ini bertujuan memastikan bahwa Iran akan memerlukan waktu setidaknya satu tahun untuk bisa memproduksi materi nuklir fisil untuk senjata nuklir.
Israel Marah“Kami berharap, tetapi banyak yang harus diselesaikan,” ujar Laurent Fabius, menlu Perancis. Pernyataannya ini bertolak belakang dengan pernyataan keras Israel yang diyakini menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir tetapi tidak ikut dalam perundingan itu.
“Kesepakatan yang tampaknya dicapai, memuat seluruh kekhawatiran kami dan bahkan lebih lagi,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet di Yerusalem.
Netanyahu merujuk pada gerak laju pemberontak Houthi di Yaman yang beraliansi dengan Tehran, dan menuduh negara itu mencoba “menguasai seluruh wilayah Timur Tengah”.
“Sumbu Iran-Lausanne-Yaman sangat berbahaya bagi kemanusiaan, dan harus dihentikan,” katanya.
Di masa lalu, Israel mengancam akan menyerang Iran jika negara itu tidak senang dengan kesepakatan yang dicapai, dan sejak lama menggambarkan Perancis sebagai negara yang memiliki pandangan paling mendekati Israel.
(yns)