Kapten Pilot Germanwings Diagungkan Bak Pahlawan

Amanda Puspita Sari/CNN | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 15:40 WIB
Analisa terhadap salah satu kotak hitam pesawat Germanwings membuat kapten pilot  Patrick Sondenheimer dipuji di media sosial.
Sebanyak 150 orang menjadi korban dalam insiden kecelakaan pesawat Germanwings 9525 rute Barcelona-Dusseldorf pada Selasa (24/3). (Reuters/Kirsten Neumann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Analisa terhadap salah satu kotak hitam pesawat Germanwings tak hanya mencuatkan nama kopilot Andreas Lubitz, yang diperkirakan menurunkan ketinggian pesawat dengan sengaja hingga menabrak lereng Gunung Alpen. Rekaman tersebut juga membuat nama sang kapten pilot, Patrick Sondenheimer, dipuja bak pahlawan di media sosial.

Percakapan antar pilot yang terekam di kotak hitam menunjukkan bahwa Lubitz mengunci diri sendiri di dalam ruang kokpit ketika Sondenheimer pergi ke toilet. Tak beberapa lama, Sondenheimer mencoba masuk kembali ke ruang kokpit, namun pintu terkunci.

Dalam rekaman, terdengar Sondenheimer mengetuk pintu dengan pelan tapi tak ada jawaban. Diapun terus mengetuk pintu dengan lebih keras dan bahkan berupaya mendobrak masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buka pintunya!," kata Sondenheimer dalam rekaman tersebut, diduga telah mengetahui bahwa rekannya, kopilot Lubitz melakukan penukikan tajam ke arah Gunung Alpen.

Menurut laporan harian Jerman, Bild, Sondenheimer bahkan diduga sempat mencoba mendobrak pintu kokpit dengan sebilah kapak.

"Dia layak mendapatkan medali kehormatan Jerman untuk upaya heroik yang dia lakukan agar dapat masuk ke kokpit," kata neneknya.

Tindakan Sondenheimer pada menit-menit terakhir hidupnya demi menyelamatkan pesawat terdengar heroik. Tak ayal, namanya pun santer terdengar di media sosial, termasuk Twitter.

Verena King, seorang publisis dan pekerja komunikasi yang berbasis di Los Angeles, California mencuit bahwa dia akan selalu mengenang Sondenheimer.



Sementara, pengguna Twitter lainnya, Saskia Steinhorst mempertanyakan mengapa media hanya mengulas soal kopilot Lubitz dan tidak mempublikasikan foto Sondenheimer.



Pernyataan serupa juga dicuit oleh Hannah Kenway, warga Weymouth, Dorset, Inggris.



Dalam laporan yang dihimpun CNN, Sondenheimer disebutkan sangat mencintai pekerjaannya sebagai pilot. Pria berusia 34 tahun juga dikenal sebagai seorang ayah yang penuh kasih.

"Saya hancur. Kematiannya datang begitu tiba-tiba dan membuat seluruh keluarga saya terkejut," kata nenek Sondenheimer sembari meminta privasi dalam masa berkabung ini bagi keluarganya.

Sondenheimer merupakan salah satu dari 150 orang yang menjadi korban ketika pesawat Germanwings 9525 rute Barcelona-Dusseldorf menghantam lereng Gunung Alpen, Perancis, pekan lalu.

Hingga saat ini, penyidik masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut tersebut dan mencoba menentukan motif bagi tindakan Lubitz yang diperkirakan sengaja menabrakan pesawat.

Penyidik belum merilis nama kapten pilot secara resmi, namun banyak laporan di media Jerman yang menyebutkannya sebagai "Patrick S."

Sejumlah kerabatnya pun mengkonfirmasi hal ini.

Sondenheimer memiliki lebih dari 6.000 jam terbang. Mulanya bekerja untuk maskapai Lufthansa dan Condor, Sondenheimer bergabung dengan Germanwings sejak Mei 2014.

Dilaporkan media Inggris, The Independent, Sondenheimer beralih menjadi pilot pesawat penerbangan murah agar bisa lebih dekat dengan keluarganya.

Sondenheimer kini meninggalkan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dan seorang anak perempuan berusia 6 tahun.

Selama akhir pekan, ayah Sondenheimer dan anggota keluarga lainnya mengunjungi upacara peringatan bagi para korban di Pegunungan Alpen Perancis.

Para keluarga korban didampingi oleh Walikota Le Vernet, Francois Balique, yang menggambarkan bahwa ayah kapten sangat sedih dan banyak bertanya tentang kecelakaan tersebut.

Sementara para penyidik ​tidak banyak berkomentar soal sang kapten, namun mereka menyakini bahwa sepertinya Sondenheimer telah berupaya keras untuk kembali ke ruang kokpit setelah dia terkunci di luar.

Sementara penyidik publik dari Marseille, Brice Robin menyatakan bahwa dalam rekaman "terdengar pukulan keras pada pintu, seperti ingin mendobrak pintu tersebut.

"Dia pasti menyadari apa yang sedang terjadi. Dan jika dia bisa membuka pintu... sang kapten pasti akan melakukannya," kata Robin. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER