Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan dari Badan Intelijen Domestik Jerman (BFV) mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari 70 perempuan Jerman yang telah berangkat ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya merupakan siswi sekolah.
Dilaporkan RT News pada Minggu (29/3), Kepala BFV, Hans-Georg Maassen menjelaskan bahwa 40 persen dari jumlah tersebut merupakan perempuan berusia di bawah 25 tahun.
Maassen menilai meskipun ini bukan kasus yang pertama kali terjadi, namun tren menunujukkan bahwa perempuan direkrut untuk bergabung dengan ISIS dengan iming-iming mendirikan "kekhalifahan" di Irak dan Suriah kini semakin meningkat, utamanya melalui jejaring sosial, seperti blog dan forum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perekrut jihadis biasanya aktif dalam forum untuk mencari perempuan yang berminat "berjihad" dengan ISIS. Para perekrut kemudian menghubungi perempuan tersebut, menjalin hubungan dan mencoba menginspirasi mereka untuk menikah dengan jihadis.
Maassen memaparkan bahwa para perekrut menulis blog mereka dengan "deskripsi romantis" tentang hidup di kamp-kamp ekstremis. Sebagian besar perempuan yang direkrut bahkan tidak tahu apa yang akan mereka hadapi sesampainya mereka di markas ISIS.
Tak jarang, para perempuan yang direkrut tidak dapat membawa ponsel mereka. Paspor pun disita oleh para perekrut.
"Perempuan yang tertarik menjadi jihadis sebagian besar memiliki masalah atau merasa dikucilan secara sosial. Mereka umumnya berasal dari keluarga yang sangat miskin dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah," kata cendekiawan Islam, Marwan Abou-Taam, yang bekerja untuk polisi negara bagian Rhineland-Palatinate, dikutip dari portal media Jerman, Zeit Online.
Sementara itu, para ahli masih menyelidiki beberapa perempuan muda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang tertarik bergabung dengan ISIS. Mereka diperkirakan akan diberikan peran manajerial di markas ISIS.
Petugas keamanan saat ini tidak memiliki informasi terkait kemungkinan para perempuan Eropa yang direkrut ISIS untuk melancarkan serangan bunuh diri.
Secara keseluruhan, BFV mengungkapkan bahwa Jerman telah "menyumbang" jihadis ISIS sebanyak 650 orang.
Dari jumlah tersebut, Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Mazière menyebutkan sebanyak 200 orang telah kembali ke negara tersebut. Sebagian besar dari mereka telah ditangani pihak kepolisian, sementara beberapa lainnya berada di bawah pengawasan ketat.
Organisasi pemerhati HAM, The Syrian Observatory for Human Rights pada awal bulan ini melaporkan bahwa ISIS telah meningkatkan perekrutan kepada anak-anak dan remaja. Setidaknya 400 anak-anak dari Suriah diperkirakan telah direkrut oleh ISIS selama tiga bulan terakhir.
(ama)