Jakarta, CNN Indonesia -- Tim forensik telah mengumpulkan sampel DNA 78 dari 150 penumpang dan kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, yang mengalami kecelakaan di Pegunungan Alpen pada Selasa lalu. Pengumpulan DNA merupakan salah satu upaya identifikasi jasad untuk dikembalikan kepada keluarga.
Seperti dilansir ABC News, Senin (30/3), tantangan terbesar dalam proses identifikasi korban adalah medan tempat insiden terjadi dan dampak dari kecepatan terbang pesawat saat menabrak gunung. Pesawat tersebut dikabarkan menabrak lereng gunung dengan kecepatan 700 kilometer perjam sehingga 150 korban terpental jauh dan kondisi tubuh tidak utuh.
"Kami belum menemukan satu pun tubuh yang utuh," ujar Wakil Direktur Kepolisian Institut Riset Kriminal, Patrick Touron.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Touron, tingkat kesulitan misi ini jauh berbeda dengan operasi-operasi yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
"Kami harus mendaki lereng dengan kemiringin 40 hingga 60 derajat, batu berjatuhan, dan tanah yang mudah runtuh. Beberapa proses harus dilakukan dengan menurunkan tali ke bawah," papar Touron.
Dalam upaya evakuasi, tim pencari terus berkoordinasi dengan semua polisi khusus daerah pegunungan. Akses ke jalan besar juga telah dibangun agar proses evakuasi lebih mudah. Beberapa helikopter juga hilir mudik, sekitar 60 perjalanan sehari.
Sebagian besar potongan tubuh dikumpulkan di helikopter sebelum dibawa ke laboratorium di Kota Seynes. Di sana, sekitar 50 tim forensik, dokter, dan dokter gigi sudah bersiaga. Hingga saat ini, sekitar 400 hingga 600 potongan tubuh sedang diidentifikasi.
Detail terkecil dari penemuan seperti sidik jari, perhiasan, potongan kartu identitas, dan gigi bisa menjadi petunjuk penting.
"Dalam sebuah kecelakaan, biasanya sekitar 90 persen dari proses identifikasi dilakukan melalui rekaman gigi," ucap Touron.
Namun, dalam identifikasi Germanwings kali ini, menurut Touron, nampaknya pemeriksaan DNA memiliki peranan lebih penting.
Setelah sampel DNA diperiksa, hasilnya akan diberikan ke laboratorium lain di Paris untuk dicocokkan dengan sampel dari anggota keluarga.
Pencarian kotak hitam keduaSelain pengumpulan DNA, pencarian
black box atau kotak hitam kedua juga menjadi prioritas.
"Ini sudah menjadi prioritas sejak awal. Ini merupakan bagian esensial dari investigasi," kata Kapten Pasukan Gunung, Yves Naffrechoux.
Kotak hitam pertama sudah ditemukan. Namun, hingga kini kotak hitam kedua belum diketahui keberadaannya. Tim sudah menemukan pembungkus kotak hitam tersebut, tapi isinya hilang.
"Jika kotak tersebut belum hancur, maka kemungkinan kotak hitam tersebut ada di bawah puing atau reruntuhan. Kami harus bekerja hati-hati dan penuh perhitungan. Kami harus melihat di balik semua potongan pesawat dan mengangkat semua batu," ucap Naffrechoux.
Sebelumnya, pihak berwenang telah melakukan pemeriksaan rekaman percakapan dalam black box pertama. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, disinyalir sengaja menabrakkan pesawat ke lereng gunung.
(den)