Jakarta, CNN Indonesia -- Kopilot Germanwings Andreas Lubitz diduga menabrakkan pesawat Airbus A320 ke lereng pegunungan Alpen di Perancis. Penyelidikan kotak hitam menunjukkan bahwa Lubitz dengan sengaja mengarahkan pesawat ke bebatuan cadas di Alpen.
Berbagai teori menyeruak soal motif di balik tindakan bunuh diri Lubitz tersebut, mulai dari masalah mental hingga drama percintaan. Apapun motifnya, tindakannya itu telah menewaskan 150 orang di dalam pesawat tersebut.
Berikut adalah beberapa pertanyaan soal hal-hal yang melandasi Lubitz melakukan pembunuhan massal tersebut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah kejiwaan?
Media Jerman melaporkan bahwa Lubitz menderita masalah depresi serius.
Penyidik asal Jerman mengatakan bahwa mereka menemukan dokumen di rumah Lubitz yang menunjukkan bahwa pria itu menderita "penyakit dan menjalani perawatan medis" namun tidak disebutkan penyakit apa yang dialaminya.
Penyidik juga menemukan surat sakit yang disobek di tong sampah apartemen Lubitz, menandakan bahwa kopilot ini ingin menyembunyikan penyakitnya.
Penyidik dari Jerman dan Perancis menolak pertanyaan media soal dugaan masalah kejiwaan ini, mereka tidak membenarkan atau membantah.
Koran Bild di Jerman pekan lalu memberitakan bahwa Lubitz pernah mendatangi psikiater untuk masalah depresi yang dideritanya tahun 2009 dan hingga kini masih mendapatkan pendampingan dari dokter.
CEO Lufthansa Carsten Spohr mengatakan bahwa Lubitz sempat menghentikan pelatihan pilotnya yang dimulai tahun 2008 untuk sementara waktu. Dia mulai kembali pelatihan dan lulus pada 2013. Spohr tidak memberi penjelasan mengapa Lubitz sempat berhenti.
Keretakan hubungan asmara?Bild pekan lalu juga mengutip sumber penyidik yang mengatakan bahwa hubungan Lubitz dan kekasihnya sedang mengalami keretakan. Informasi ini belum bisa dikonfirmasi.
Minggu kemarin Bild kembali melaporkan, tanpa menyebut sumber, bahwa kekasih Lubitz di kota Duesseldorf sedang hamil. Kabar ini juga belum bisa dikonrimasi.
Penyidik asal Perancis Jean-Pierre Michel pada AFP Sabtu lalu mengatakan bahwa mereka tidak mengenyampingkan unsur-unsur dari kehidupan pribadi kopilot untuk mencari tahu motif tindakannya tersebut.
Masalah penglihatan?Laporan di New York Times dan Bild mengatakan bahwa Lubiz tengah menjalani perawatan masalah penglihatan.
Bild melaporkan bahwa penyidik menemukan bukti bahwa Lubitz takut kehilangan penglihatannya akibat penyakit ablasio retina. Ablasio retina, atau
detached retina, adalah kondisi terpisah atau terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya. Hal ini juga belum dikonfirmasi kebenarannya.
Khawatirnya izinnya tidak diperpanjang?Koran Bild mengatakan bahwa izin terbang Lubitz akan diperbarui pada Juni mendatang. Dia kemungkinan khawatir izin terbangnya tidak akan diperpanjang.
Cari ketenaran?Bild mengutip seorang pramugari yang tahun lalu pernah menjalin asmara dengan Lubitz. Menurut wanita ini, Lubits pernah mengatakan bahwa dia ingin diingat dalam sejarah.
"Suatu hari saya akan melakukan sesuatu yang mengubah seluruh sistem, dan semua orang akan tahu dan ingat nama saya," ujar wanita tersebut, mengulang perkataan Lubitz.
Penyidik di Duesseldorf tidak menemukan surat bunuh diri, pengakuan atau pernyataan apapun yang merujuk pada motif "politik dan agama" yang melandasi tindakan Lubitz.
Teori ini sekali lagi juga masih tidak bisa dikonfirmasi.
(den)