Wina, CNN Indonesia -- Seorang remaja berusia 14 tahun didakwa dengan tuduhan membentuk organisasi teroris, setelah berupaya mencari tahu cara merakit bom secara daring.
Dilaporkan Reuters, dakwaan ini juga ditetapkan pengadilan ketika diketahui bahwa sang remaja mengontak salah satu anggota militan yang berjuang bersama ISIS di Suriah.
Remaja yang merupakan keturunan Turki tersebut telah mendekam dalam tahanan untuk kedua kalinya sejak Januari lalu, atas tuduhan melakukan aktivitas yang berbau terorisme. Reuters tidak menjelaskan aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor kejaksaan St Poelten tidak mempublikasikan nama sang remaja tersebut, namun media milik pemerintah Tiongkok, Xin Hua merujuk remaja tersebut dengan nama Merkan G.
Media Austria, harian Kronen Zeitung melaporkan bahwa para penyidik menemukan Merkan belajar secara daring untuk merakit sebuah bom yang rencananya akan diledakkan di stasiun kereta api Wien Westbahnhof di Wina, atau sepanjang rel menuju stasiun tersebut.
Selain itu, juru bicara kantor kejaksaan, Michaela Obenaus menyatakan bahwa Merkan sangat terpikat dengan propaganda yang diluncurkan militan ISIS.
Pihak berwenang menemukan foto propaganda dan video pemenggalan kepala yang dirilis ISIS, berisi penyiksaan, eksekusi massal dan sejenisnya di komputer jinjing miliknya.
Menurut sang remaja sendiri, dia berencana untuk berangkat ke Suriah untuk ambil bagian dalam pertempuran bersama ISIS. Dia juga diyakini telah membujuk seorang anak berusia 12 tahun untuk bergabung dengannya.
Merkan datang ke Austria dengan orang tuanya sebagai pencari suaka pada tahun 2007. Namun, ayahnya kemudian dideportasi.
Laporan psikologis terhadapnya menunjukkan bahwa remaja ini telah teradikalisasi begitu hebatnya dan membela keyakinannya.
Merkan pertama kali ditangkap pada musim gugur tahun lalu, sebelum dibebaskan pada pertengahan November dengan syarat bahwa dia akan secara teratur melapor kepada polisi, bersekolah dan melakukan konseling psikologis.
Namun, Merkan menghilang pada Januari lalu. Dia kemudian ditemukan dan ditangkap sekali lagi dan telah ditahan di St Poelten. Pengadilan terhadapnya akan dimulai pada Mei mendatang.
(ama)