Jakarta, CNN Indonesia -- Sepekan terakhir, terdapat sebuah foto yang ramai dibicarakan di dunia maya. Foto yang disebut-sebut sebagai "foto yang menghancurkan hati" ini memperlihatkan seorang bocah perempuan Suriah tengah mengangkat kedua tangannya, seakan-akan menyerah, karena mengira sang juru foto akan mengeluarkan dan menodongkan senjata kepadanya, alih-alih kamera.
Foto ini kemudian banyak dibicarakan karena dinilai sangat mengharukan. Ketakutan dalam diri sang bocah yang merupakan korban dari perang sipil di Suriah, tergambar dengan jelas.
Mata sang bocah menyiratkan kecemasan, sementara bibirnya tertekuk dan mengerucut seakan ingin menangis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto ini kemudian menjadi viral ketika diunggah oleh Nadia Abu Shaban, seorang wartawan foto yang berbasis di Gaza, pada 25 Maret lalu. Hingga hari ini, foto dalam cuitannya tersebut telah dicuit kembali sebanyak lebih dari 20 ribu kali.
Saat mencuit foto tersebut, Shaban tidak menyertakan nama sang fotografer, sehingga sempat menimbulkan spekulasi bahwa foto tersebut direkayasa.
Belakangan akhirnya terungkap bahwa foto fenomenal ini merukan hasil jepretan Osman Sagirli. Dilansir dari Sydney Morning Herald, Sagirli menceritakan kisah ketika dia mengambil foto bocah berusia empat tahun bernama Hudea tersebut, di sebuah kamp pengungsi di Atmeh, Suriah, Desember lalu.
Sagirli, yang hingga pekan lalu tengah bertugas di Tanzania mengungkapkan bahwa Hudea, ibu dan dua saudaranya terpaksa tinggal di kamp pengungsian yang berlokasi di dekat perbatasan Turki tersebut dan berjarak sekitar 150 kilometer dari rumah mereka di Hama, Suriah.
"Saya menggunakan lensa tele, dan dia pikir itu senjata," kata Sagirli.
"Saya menyadari bahwa ia merasa ketakutan setelah saya mengambil fotonya, karena dia menggigit bibirnya dan mengangkat tangannya. Ketika melihat kamera, anak-anak biasanya langsung lari, menyembunyikan wajah mereka atau tersenyum," kata Sagirli memaparkan.
"Lebih masuk akal untuk melihat penderitaan para pengungsi lewat mata anak-anak, dan bukan orang dewasa. Dengan lugu, mereka akan mencerminkan perasaan mereka yang sesungguhnya," kata Sagirli.
Foto Hudea pertama kali diterbitkan pada Januari lalu dalam sebuah harian Turki, Turkiye.
Saat foto itu terbit, foto tersebut langsung memantik perbincangan dan dibagi di sejumlah pengguna media sosial berbahasa Turki. Setelah Shaban mencuitnya dalam bahasa Inggris, foto tersebut menjadi fenomenal.
Bagi sebagian pengguna Twitter, foto ini mengingatkan akan foto fenomenal lain hasil jepretan Kevin Carter, wartawan foto asal Afrika Selatan, yang menggambarkan seorang bocah di Sudan mati kelaparan di samping seekor burung gagak. Foto tersebut memenangkan penghargaan Pulitzer tahun 1994.
Carter kemudian tewas bunuh diri tiga bulan setelah menerima penghargaan Pulitzer tersebut.
Sejak perang berkecamuk pada Maret 2011 lalu, p
emerhati HAM, Syrian Observatory for Human Rights mencatat perang yang berawal dari pemberontakan nasional terhadap rezim presiden Bashar al-Assad ini telah menewaskan lebih dari 215 ribu orang. Sementara, ribuan orang lainnya terpaksa mengungsi di sejumlah negara tetangga.Baca juga:
Korban Perang Suriah Tembus 200 Ribu Orang