Jakarta, CNN Indonesia -- Heather Cho, putri CEO maskapai Korean Air yang kini mendekam dalam penjara akibat "skandal kacang" yang menggemparkan Desember lalu, meminta keringanan hukuman dalam pembukaan banding di Pengadilan Tinggi Seoul, Rabu (1/4).
Dilaporkan Reuters, dalam kalimat pembukanya, pengacara Cho menyatakan bahwa perempuan berusia 40 tahun ini mengaku bersalah karena bertindak kasar terhadap seorang pramugari dan kepala awak kabin. Namun, Cho mengaku tidak punya niat untuk mengganggu operasi penerbangan.
"Dalam kesempatan ini saya meminta pengampunan dari pada korban. Saya menyesal atas perbuatan saya. Saya minta keringanan hukuman," kata Cho, yang mengenakan seragam penjara berwarna hijau terang dan kacamata. Rambutnya terikat ke belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Februari lalu, Cho dijatuhi hukuman satu tahun penjara setelah dinyatakan bersalah karena melanggar peraturan penerbangan.
Saat itu Cho menyuruh kepala awak kabin, Park Chang-jin, diusir dari penerbangan di bandara John F. Kennedy di New York setelah seorang pramugari kelas pertama memberinya kacang macadamia di dalam plastik, bukan di piring.
Pengadilan memutuskan bahwa Cho yang sempat menjabat sebagai wakil CEO Korean Air ini melanggar hukum penerbangan Korea Selatan dengan memerintahkan pesawat memutar kembali ke pintu gerbang ketika akan lepas landas menuju Incheon, Korea Selatan.
Insiden ini memicu ejekan luas, serta kemarahan publik atas manajemen maskapai tersebut.
Sementara, jaksa menyatakan hukuman Cho terlalu ringan, mempertanyakan apakah Cho telah meminta maaf dengan tulus saat dia mengklaim di pengadilan bahwa ia berusaha untuk melakukan pekerjaannya sebagai eksekutif yang bertanggung jawab atas pelayanan maskapainya.
Selain itu, seorang pramugari secara terpisah juga mengajukan gugatan perdata terhadap Cho di New York.
Heather Cho adalah putri tertua dari tiga bersaudara anak CEO ketua Korean Air, Cho Yang-ho. Kedua adiknya juga menjabat posisi eksekutif dalam maskapai tersebut.
(ama/ama)