Dialog Nuklir Iran Molor Lagi, Kesepakatan Terancam Kandas

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 02 Apr 2015 11:08 WIB
Ada tiga hal inti yang masih menjadi perdebatan sengit dalam perundingan yang telah melampaui tenggat waktu itu.
Ada tiga hal inti yang masih menjadi perdebatan sengit dalam perundingan yang telah melampaui tenggat waktu itu. (Reuters/Brendan Smialowski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesepakatan soal nuklir Iran terancam kandas menyusul molornya perundingan yang sudah dua hari melampaui tenggat waktu. Pemerintah Teheran dan negara-negara yang berdialog masih belum mencapai titik temu dalam mencapai solusi menghentikan ancaman senjata nuklir Iran.

Diberitakan Reuters, secara garis besar perundingan telah mencapai sepakat antara Iran dan enam negara - Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok. Namun menurut sumber Reuters, dialog mandek di detail-detail yang penting.

Perundingan telah melampaui tenggat waktu yang ditetapkan, yaitu Selasa tengah malam lalu. Hingga Kamis ini, perundingan masih berlangsung di kota Laussanne, Swiss. Hal ini juga diakui oleh Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hanya beberapa meter dari garis finish, tapi beberapa meter terakhir memang yang paling sulit. Kami akan mencoba dan melampauinya," kata Fabius yang sempat pulang ke Perancis karena perundingan berjalan lambat.

Perundingan itu bertujuan untuk memastikan bahwa program nuklir Iran tidak bisa digunakan memproduksi bom atom. Salah satu agenda dialog adalah mengurangi centrifuge nuklir Iran sehingga tidak mampu mengayakan uranium yang bisa digunakan untuk membuat senjata.

Sementara Iran punya kepentingan yang sangat besar dalam perundingan ini. Teheran ingin agar sanksi yang telah membuat perekonomian mereka terpuruk dicabut, sembari tetap bersikeras bahwa program nuklir mereka untuk tujuan damai.

Mandek di tiga isu

Perundingan yang telah berlangsung selama 12 tahun ini selalu mandek di tiga hal inti, yaitu terkait jumlah centrifuge, mekanisme pencabutan sanksi PBB terhadap Iran dan apa hukuman yang diberikan jika Iran melanggar perjanjian.

Iran ingin agar sanksi dihapuskan selamanya. Rusia, sekutu Iran, sepakat agar Dewan Keamanan segera mencabut sanksi jika Iran setuju mengurangi centrifuge. Namun, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, lima negara lainnya ingin agar sanksi hanya dibekukan sehingga bisa kembali diterapkan jika Iran melanggar kesepakatan.

Seorang sumber diplomat yang dikutip Reuters mengatakan seharusnya kesepakatan bisa dicapai dalam hitungan jam, namun hal-hal inti di atas yang masih jadi perdebatan sengit.

Baik Iran dan negara-negara peserta perundingan saling tuduh pihak lain menolak proposal yang menyebabkan kebuntuan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan bahwa kedua pihak belum mencapai "kesepahaman politik".

AS menegaskan bahwa mereka tidak segan hengkang dari perundingan jika solusi tidak juga tercapai. "Waktunya bagi Iran untuk membuat keputusan," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest di Washington.

Iran, sebaliknya, menuduh negara-negara besar yang terlibat perundingan sangat keras kepala dan tidak ingin menerima aspirasi mereka. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Barat yang seharusnya mengalah, bukan mereka.

"Kemajuan dan kesuksesan perundingan tergantung dari kemauan politik pihak lain, dan ini adalah isu yang selalu mereka permasalahkan," ujar Zarif. (den/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER