KAA Semakin Dekat, Puluhan Negara Belum Konfirmasi Kehadiran
Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 02 Apr 2015 15:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tinggal menunggu hari. Namun, dari 109 negara Asia-Afrika yang diundang, baru sekitar 30 yang memberikan konfirmasi kehadiran.
"Yang memberikan konfirmasi tertulis baru 30, tapi saya yakin semuanya akan mengirimkan perwakilan tertingginya," ujar Direktur Intra-Kawasan Asia Pasifik-Afrika Kementerian Luar Negeri, Benyamin Scott Carnadi, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (2/4).
Ben menjabarkan bahwa yang sudah memberikan konfirmasi di antaranya adalah raja Swaziland, presiden Vietnam , presiden Tiongkok, presiden Iran, presiden Myanmar, perwakilan Singapura, Sri Lanka, Mozambik, Kamboja, Ethiopia, Afrika Selatan, dan Korea Utara.
Sebelumnya, sempat berembus rumor bahwa Kim Jong Un akan hadir untuk mewakili Korea Utara. Namun, Ben memastikan bahwa Korea Utara hanya akan mengirim Pemimpin Mahkamah Tertinggi, Kim Jong-nam.
Kendati masih banyak yang belum memberikan konfirmasi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, yakin akan ada perwakilan dari setiap negara Asia Afrika.
"Itu kan baru yang memberikan surat konfirmasi, sebenarnya banyak yang sudah konfirmasi secara lisan. Yang dihitung itu yang sudah memberikan surat. Setidaknya dari yang punya perwakilan di Indonesia diharapkan hadir," kata Tata, demikian sapaan akrab Arrmanatha.
Tata sendiri memaklumi kurang cepatnya informasi konfirmasi kehadiran dari beberapa negara Asia Afrika karena berbagai situasi yang sedang berkembang.
"Mungkin lama karena ada agenda dalam negeri. Seperti di Mesir itu kan sedang ada pemilu, jadi mungkin agak lama, tapi kami berharap semua bisa datang. Kami yakin," ucap Tata.
Konferensi Asia Afrika sendiri akan dihelat pada 19-24 April. Pertemuan tingkat pejabat tinggi sendiri akan selenggarakan di Jakarta pada 22-23 April.
Kemudian pada 24 April seluruh perwakilan negara akan menuju ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya. (den/stu)
"Yang memberikan konfirmasi tertulis baru 30, tapi saya yakin semuanya akan mengirimkan perwakilan tertingginya," ujar Direktur Intra-Kawasan Asia Pasifik-Afrika Kementerian Luar Negeri, Benyamin Scott Carnadi, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (2/4).
Ben menjabarkan bahwa yang sudah memberikan konfirmasi di antaranya adalah raja Swaziland, presiden Vietnam , presiden Tiongkok, presiden Iran, presiden Myanmar, perwakilan Singapura, Sri Lanka, Mozambik, Kamboja, Ethiopia, Afrika Selatan, dan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati masih banyak yang belum memberikan konfirmasi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, yakin akan ada perwakilan dari setiap negara Asia Afrika.
"Itu kan baru yang memberikan surat konfirmasi, sebenarnya banyak yang sudah konfirmasi secara lisan. Yang dihitung itu yang sudah memberikan surat. Setidaknya dari yang punya perwakilan di Indonesia diharapkan hadir," kata Tata, demikian sapaan akrab Arrmanatha.
Tata sendiri memaklumi kurang cepatnya informasi konfirmasi kehadiran dari beberapa negara Asia Afrika karena berbagai situasi yang sedang berkembang.
"Mungkin lama karena ada agenda dalam negeri. Seperti di Mesir itu kan sedang ada pemilu, jadi mungkin agak lama, tapi kami berharap semua bisa datang. Kami yakin," ucap Tata.
Konferensi Asia Afrika sendiri akan dihelat pada 19-24 April. Pertemuan tingkat pejabat tinggi sendiri akan selenggarakan di Jakarta pada 22-23 April.
Kemudian pada 24 April seluruh perwakilan negara akan menuju ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya. (den/stu)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK