Kini, Rakyat Jepang Bisa Selfie dengan Perdana Menteri

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 02 Apr 2015 19:37 WIB
Dalam rangka mendekatkan politik kepada rakyat Jepang, partai pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe menawarkan ber-selfie dengan perdana menteri.
Dalam rangka mendekatkan politik kepada rakyat Jepang, partai pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe menawarkan ber-selfie dengan perdana menteri. (Reuters/Toru Hanai)
Tokyo, CNN Indonesia -- Dalam rangka mendekatkan politik kepada rakyat Jepang, partai pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe menawarkan sesuatu yang tidak biasa: bebas ber-selfie dengan sang perdana menteri.

Partai Liberal Demokrat (LDP) pimpinan Abe yang terkenal konservatif rupanya ingin merebut hati generasi muda, dengan menginstal mesin bernama "puri-kura" di lobi kantor pusatnya di ibu kota Tokyo.

Mesin "puri-kura", yang berarti "Print Club", merupakan sebuah booth foto yang dapat menempelkan foto orang terkenal dan sejumlah pemandangan indah dalam foto. Mesin ini sangat populer di kalangan gadis remaja Tokyo. Foto yang diambil di booth ini pun bisa dicetak dan dijadikan stiker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesin foto yang umum ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan besar dan tokop mainan umumnya menawarkan gambar karakter kartun populer atau salah satu dari maskot Jepang untuk ditempelkan ke dalam foto.

Namun, kini pengunjung ke kantor LDP dapat menempelkan gambar PM Abe tepat di sebelah mereka, sehingga seakan-akan ber-selfie bersama perdana menteri yang kini masih berjuang mempopulerkan program ekonomi yang terkenal dengan sebutan Abenomics.

Namun, berfoto selfie bersama sang perdana menteri ternyata tidak gratis. Pengunjung harus merogoh kocek sebesar 500 Yen, atau sekitar Rp54 ribu untuk selembar foto yang dijadikan stiker, dengan 20 desain foto yang ditawarkan.

"Ini merupakan bagian dari upaya kami agar rakyat merasa dekat dengan politik," kata seorang pejabat LDP.

Lebih dari seperempat penduduk Jepang kini berusia 65 tahun, Generasi muda Jepang pada umumnya merasa dikecualikan dari sistem politik yang dikuasai oleh pejabat senior.

Parlemen Jepang berharap dapat menjadi pemilih berusia 18-20 tahun dalam pemilu tahun ini, dan memberikan upaya agar pemuda mempunyai suara dalam pemerintahan.

(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER