Kampus di Kenya Masih Berserak Mayat

Rizky Sekar Afrisia & Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 03 Apr 2015 01:20 WIB
Sekitar 70 mayat sudah dikeluarkan. Belum diketahui berapa siswa, pegawai, atau petugas keamanan yang tewas. Yang jelas, empat anggota al Shabaab ikut terbunuh.
Beberapa siswa dievakuasi dari kampus di Garissa, Kenya yang diserang al Shabaab. (REUTERS/Citizen TV via Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Garissa University College di timur laut Kenya mendapat serangan bertubi-tubi dari sekelompok pria bersenjata, Kamis (2/4). Diberitakan Reuters, para pria bersenjata itu merupakan bagian dari kelompok militan al Shabaab.

Beberapa jam setelah insiden itu, Menteri Dalam Negeri Joseph Nkaissery berkata pada Reuters bahwa penyerangan telah menewaskan sedikitnya 70 orang, dan 79 lainnya luka-luka.

Sudah ada sekitar 500 dari 815 siswa yang tercatat. Nkaissery tidak merinci berapa banyak siswa atau pegawai kampus yang tewas, begitu pula personel keamanan. Namun yang jelas, empat anggota al Shabaab ikut terbunuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga kini, penyerangan masih berlangsung, meski sudah mulai mereda. "Tapi apa pun masih bisa terjadi," katanya. Garissa University College sendiri sudah langsung dikepung polisi dan tentara begitu al Shabaab menyerangnya.

Juru bicara kelompok militan itu, Sheikh Abdiasis Abu Musab mengatakan, pihaknya menyandera orang-orang Kristen di dalam kampus. "Kami telah menyaring orang-orang, dan membebaskan yang Muslim," ia menuturkan.

Dua jam setelah presiden mengumumkan serangan akan segera berakhir, Musab menegaskan pihaknya masih memegang kontrol. "Kami juga masih punya banyak sandera," katanya pada Reuters, tanpa memberi detail yang disandera.

"Di sekitar kami mayat berserakan, lebih banyak dari jenazah yang sudah dibawa keluar," tuturnya lagi.

Al Shabaab adalah dalang di balik penyerangan mematikan yang terjadi di mal di Nairobi, 2013 lalu. Kini mereka mengaku bertanggung jawab atas penyerangan di Garissa, kota berjarak 200 kilometer dari perbatasan Somalia. Kelompok itu terkait dengan jaringan militan al Qaeda.

Mereka ingin memisahkan pemeluk agama Kristen dan Islam atas nama syariah. Beberapa penyerangan didalangi, termasuk membombardir sebuah bus beberapa waktu lalu. Mereka juga menembaki gereja. Dalam dua tahun terakhir, al Shabaab telah membunuh lebih dari 200 orang di Kenya dan menurunkan angka pariwisata.

Kepala polisi Kenya, Joseph Boinet mengatakan al Shabaab menembak tanpa pandang bulu saat memasuki kampus. Sebuah gambar yang dirilis media lokal menunjukkan sebuah kelas yang berlumur darah. Namun, beberapa siswa beruntung berhasil keluar tanpa pertolongan.

"Kami mendengar beberapa suara tembakan saat tidur, jadi itu sekitar pukul lima. Orang-orang langsung melompat bangun dan berlari menyelamatkan diri," ujar seorang siswa.

Pihak berwenang menawarkan sekitar US$ 215 ribu atau Rp 2,7 miliar untuk siapa pun yang punya informasi tentang Mohamed Mohamud. Ia disebut-sebut sebagai most wanted dari al Shabaab, dan punya kaitan dengan penyerangan.

Menurut Grace Kai, siswa Garissa Teachers Training College yang berada di kampus yang diserang, telah ada "peringatan" bahwa al Shabaab akan membombardir tempat itu.

"Beberapa orang asing terlihat di Garissa dan diduga teroris," ujarnya pada Reuters. "Lalu Senin kemarin kampus memberi tahu orang asing itu terlihat di daerah kami. Selasa kami dipulangkan dan sekolah ditutup. Tapi kampus Garissa masih beroperasi dan mereka diserang."

(rsa/rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER