Jakarta, CNN Indonesia -- Tim percepatan evakuasi warga negara Indonesia di Yaman, yang terdiri dari staf Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian RI, menyambangi sejumlah universitas dan pesantren di kota Tarim, Hadhramaut, Yaman sejak Sabtu (4/2) hingga Minggu (5/2).
Kepala Koordinator Satgas Evakuasi WNI di Yaman, Gatot Abdullah Mansyur mengungkapkan pertemuan ini bertujuan untuk memberikan imbauan dan menyosialisasikan proses evakusi WNI di negara yang tengah bergejolak tersebut kepada mahasiswa asal Indonesia.
"Satgas berdiskusi dengan para pemimpin universitas dan mahasiswa atau santri terkait kondisi terakhir di Tarim. Kami juga membuka pendaftaran evakuasi dan mengimbau mereka untuk pulang," kata Gatot ketika dihubungi CNN Indonesia pada Ahad (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gatot mengungkapkan para pemimpin universitas tersebut sangat terbuka dan memaklumi percepatan evakuasi WNI yang tengah digalakkan pemerintah Indonesia. Sejumlah universitas, menurut Gatot, bahkan bersedia membantu proses evakuasi.
Kota Tarim merupakan salah satu pusat pendidikan terbesar di Yaman. Terdapat sejumlah universitas dan pesantren di wilayah tersebut, dengan jumlah mahasiswa/santri WNI mencapai sekitar 1.500 orang.
Gatot memaparkan, menurut para pemimpin universitas atau pesantren, Kota Tarim relatif aman dan bukan merupakan pusat penyerangan udara yang dipimpin oleh Arab Saudi sejak pekan lalu.
"Mereka yang berada di Tarim relatif bukan sasaran siapa-siapa, karena daerah tersebut bukan markas militer, dan tidak terdapat fasilitas minyak dan gas," kata Gatot.
Hingga hari ini, terdapat sekitar 54 mahasiswa/santri WNI yang telah mendaftar untuk dievakuasi. Tim masih mengumpulkan para mahasiswa ataupun santri lainnya untuk dievakuasi.
"Para pemimpin universitas membolehkan dan akan membantu evakuasi, cuma semua kembali kepada para santrinya sendiri. Banyak yang sudah merasa aman (di Tarim)," kata Gatot.
Proses evakuasi WNI dari Kota Tarim rencananya akan dilakukan dengan jalur darat menuju Salalah, Oman.
Serangan udara dari koalisi internasional pimpinan Arab Saudi terhadap markas pemberontak Houthi diperkirakan telah menewaskan puluhan orang. Namun, hingga hari ini, Gatot mengkonfirmasi bahwa belum ada WNI yang menjadi korban serangan tersebut.
Pada Ahad (5/4) sore ini, sebanyak 110 WNI yang telah dievakuasi dari Yaman rencananya akan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari memastikan diri akan hadir dan menyambut kedatangan para WNI tersebut.
Para WNI tersebut awalnya diterbangkan dari Jizan, Arab Saudi dan tiba Musqat, Oman, pada Sabtu (4/4). Untuk sampai di Indonesia, mereka dibagi dalam tiga penerbangan pesawat komersial, yaitu Emirat Airlines, Qatar Airways dan Etihad. (Baca juga:
Menlu Retno Pastikan Sambut 110 WNI di Bandara Soetta)
Hingga saat ini, Gatot memperkirakan hampir 1.000 WNI telah berhasil dievakuasi dari Yaman sejak kondisi di negara tersebut tidak stabil, khususnya setelah koalisi internasional pimpinan Arab Saudi meluncurkan serangan udara ke markas pemberontak Houthi, dan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi berlindung di Riyadh, Arab Saudi.Sementara, evakuasi WNI di Yaman akan terus dilakukan hingga keadaan kondusif. Menlu Retno menambahkan sebanyak 110 WNI lainnya akan diterbangkan dari Muscat, Oman pada Ahad (5/4) pukul 9 pagi waktu setempat, dibantu oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
(ama/ama)