Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 106 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Yaman sudah di tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pada Ahad (5/4) dan langsung disambut oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari. Pada kesempatan tersebut, Retno menyatakan bahwa ada sekitar 500 WNI berstatus mahasiswa yang masih tertahan di Yaman.
"Ada 500 Mahasiswa di Al-Mukalla yang saat ini tim kami belum bisa mengevakuasi dengan alasan keamanan," ujar Retno menambahkan.
Sebanyak 110 WNI merupakan bagian dari 262 WNI yang berhasil keluar dari Yaman ke Jizan, Arab Saudi beberapa hari lalu. Sisanya, akan dijemput oleh pesawat TNI AU di Jizan untuk diterbangkan ke wilayah Oman dan selanjutnya ke Indonesia dengan pesawat komersial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak proses evakuasi dimulai pada bulan Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi gencar dilakukan pada 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman. Sampai hari ini, sebanyak 590 telah kembali ke Indonesia. Sisanya, sebanyak 202 WNI saat ini sudah dievakuasi ke wilayah aman yaitu di Jizan (Arab Saudi), dan Djibouti City (Djibouti).
"Total sudah ada 792 orang yang dievakuasi. Kami pun sudah bertemu dengan mahasiswa kita di sana dan menghimbau agar mau dievakuasi," kata Retno di Common Lounge Bandara Soekarno-Hatta, Ahad (5/4).
Retno mengatakan meski masih belum bisa melakukan evakuasi, tim Indonesia yang dikirim ke Yaman sudah berhasil melakukan komunikasi agar bisa membicarakan teknis evakuasi.
Retno menambahkan di Al-Mukalla, kota pelabuhan di Hadhramaut, Yaman terdapat sekitar 40 WNI yang siap untuk dievakuasi. Sementara di Tarim, terdapat 58 WNI yang juga sudah siap untuk dievakuasi.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama dari Muscat, Oman, menuju Indonesia, para WNI, yang sebagian besar mahasisawa dan pekerja, kini sedang beristirahat di Common Lounge, Bandara Soetta. Sejumlah makanan terlihat diberikan kepada para WNI yang baru saja tiba.
Setelah menginjakkan kaki di tanah air, Kemenlu juga mengarahkan para WNI untuk segera pulang ke daerah asal masing-masing, yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Terlambat Naik PesawatSebenarnya total WNI yang seharusnya tiba di Indonesia pada sore hari ini berjumlah 110 orang, tapi empat orang lainnya terpaksa harus tertunda kembali ke Indonesia lantaran terlambat naik pesawat saat transit di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Christiawan Nasir menyatakan gelombang pemulangan WNI hari ini sudah selesai, terlepas dari empat WNI yang tertinggal di Abu Dhabi. Dia mengatakan para WNI tersebut akan menaiki penerbangan berikutnya dan diperkirakan akan tiba di tanah air pada malam hari ini.
Kepala Koordinator Satgas Evakuasi WNI di Yaman, Gatot Abdullah Mansyur menyebutkan ratusan WNI berada di berbagai tempat penampungan atau safe house dan menunggu untuk evakuasi. Rinciannya, terdapat 89 WNI di penampunga di Aden, 14 WNI di Sanaa, 40 orang di Al-Mukalla dan 58 orang di Tareem.
Sementara, 20 WNI juga telah berada di Djibouti menempuh perjalan dengan kapal laut. Mereka kini tinggal di sebuah hotel yang difasilitasi KBRI Addis Ababa.
Evakuasi WNI di Yaman rencananya akan terus dilakukan hingga keadaan kondusif. Retno menambahkan sebanyak 110 WNI lainnya akan diterbangkan dari Muscat pada Ahad (5/4) pukul 9 pagi waktu setempat, dibantu oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kondisi Yaman terus bergejolak sejak kelompok pemberontak Syiah Houthi menguasai ibu kota Sana'a dan mulai merangsek masuk mendekati Aden, markas terakhir Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi. Menurut rilis dari Kemenlu yang diterima CNN Indonesia, Keadaan kemanaan di bagian Barat Yaman, yaitu sekitar kota Aden dan Sanaa semakin memprihatinkan.
Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi yang dilakukan dan mengharuskan Tim Evakuasi WNI Indonesia, yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7 orang), dan BIN (3 orang) untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.
Sebanyak l
ima negara Teluk, kecuali Oman, dan sejumlah negara lainnya bergabung dalam serangan udara yang dipimpin Saudi pekan lalu, setelah Hadi meminta intervensi militer di negarannya. PBB menyatakan dukungannya kepada Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadisebagai pemimpin Yaman yang sah Yaman. Hadi sendiri kini melarikan diri dan dalam kondisi aman di Riyadh, Arab Saudi. Pada Selasa (31/3), media Inggris, The Independent melaporkan bahwa hujan bom jet Saudi diduga telah menewaskan sedikitnya 40 orang di kamp pengungsi di Yaman. (ama/ama)